“TITIK NYALA, TITIK API dan oAPI GRAVITY”
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini
mahasiswa mampu :
1.
Menjelaskan pengertian dan peranan titik
nyala, titik api solar dan kerosin
2.
Menentukan titik nyala, titik api yang
dimiliki solar dan kerosin
II.
BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
-
Bahan yang digunakan :
1. Solar Secukupnya
2. Kerosin Secukupnya
-
Alat yang digunakan :
1.
Termometer 1 buah
2.
Glass Nozzle 1 buah
3.
Ruber Tubing 1 buah
4.
Hot Plate 1 buah
5.
Cover plate for flame point 1 buah
6.
Klem, bisshed, joint clip 1 buah
III.
TEORI
Metoda
yang digunakan untuk pemeriksaan terhadap minyak dan produknya adalah :
1. ASTM ( American Society for Testing Material )
2. API ( American Petroleum Institute )
3. IP ( Institute du Petrol )
4. ISI ( Indian Specification Institute )
Macam-macam
pemeriksaan rutin yang dilakukan dilaboratorium dimaksudkan untuk melakukan
pengawasan dan pengendalian pada proses dan operasi pengilangan terutama
menyangkut kualitas produk yang dihasilkan. Pemeriksaan rutin tersebut antara
lain meliputi :
- Titik Nyala dan Titik Api
Titik
nyala atau flash point adalah suhu dimana uap berada di atas minyak dapat
menyala sementara atau meledak seketika kalau ada api, sedangkan titik api atau
fire point adalah suhu di mana uap yang berada di atas minyak akan cepat
terbakar seluruhnya secara terus menerus.
Titik
nyala dan titik api menunjukkan indikasi jarak titik didih, dimana pada suhu
tersebut minyak akan aman untuk dibawa tanpa adanya bahaya terhadap api ( tidak terjadi kebakaran ). Peralatan
umum yang digunakan untuk pemeriksaan titik nyala dan titik api adalah open cup
( ASTM-D56 ) dan ( ASTM-D93 ) untuk pemeriksaan minyak berat, sedangkan
peralatan Tag-Tester ( ASTM-D56 ) dipakai untuk pemeriksaan minyak-minyak ringan.
Minyak-minyak
berat akan diperiksa dipanaskan pada keacepatan 100 F per menit,
sedangkan untuk minyak ringan pada kecepatan 1,80F/menit. Pada tiap
pemeriksaan nyala api dimasukkan ke dalam uap selama selang waktu 30 detik,
lalu suhu dicatat.
-
KEROSEN ( Minyak tanah )
Kerosen
atau minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah
terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada
1500 C dan 2750 C ( rantai karbon dari C12 sampai
C15 ). Pada suatu waktu dia banyak digunakan sebagai bahan bakar
mesin jet ( lebih teknikal avtur , jet-A, jet-B, JP-4 atau JP-8 ). Sebuah
bentuk dari minyak tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair
sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunka dari bahasaYunani Keros ( malam ).
Biasanya
minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan peralatan
khusus, dalam sebuah unti merox atau hidrotreater, untuk mengurangi kadar
belerang dan pengaratannya. Minyak tanah dapat juga diproduksi oleh
hydrocracker yang digunakan untuk memperbaiki kualitas bagian dari minyak
mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Sifat-sifat kerosene yaitu :
a. Warna
-
Water spirit (tidak berwarna)
-
Prime spirit
-
Standar spirit
b. Sifat Bakar
-
Jika mengandung banyak aromatic, maka
apinya tidak dapat dibesarkan karena apinya mulai bersarang.
-
Alkana memiliki nyala api yang baik
-
Sifat bakar naftalen terletak antara
aromatik dan alkana
c. Viskositas
Aliran kerosene tergantng pada viskositas, jika minyak
cair kental dan lampu mempunyai titik didih yang besar, maka akan tetap rendah
dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.
d. Kadar Belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang tinggi, yaitu
sebagai berikut :
-
Memberikan bau yang tidak enak dari
gas-gas yang dihasilkan
-
Mengakibatkan korosi-korosi dari
bagian-bagian logam seperti rusaknya silinder-silinder disebabkan oleh asam
yang mengembun pada dinding silinder.
- DIESEL ( Solar )
Diesel
adalah salah satu jenis bahan bakar minyak. Di Indonesia, Diesel lebih di kenal
dengan nama solar. Solar adalah salah satu produk dari minyak bumi yang
mempunyai titik didih antara 250oC – 370oC. Diesel khusus
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, sebuah mesin yang diciptakan oleh
Rudolf Diesel dan disempurnakan oleh Charles F.Kettering.
Diesel
digunakan dalam mesin diesel ( mobil, kapal, sepeda motor, dll )sejenis mesin
pembakaran dalam. Rudolf Diesel awalnya mendesain mesin diesel untuk
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, namun ternyata minyak lebih efektif.
Dasar Teori Tambahan
Minyak tanah pertama kali diproduksi untuk
penggunaan pada lampu oleh Kekhalifahan Abbasiyah di 850 AD dan telah digunakan
sejak itu. Solar tidak didokumentasikan secara ilmiah atau banyak digunakan
sampai penemuan mesin diesel pada tahun 1892 oleh Rudolf Christian Karl Diesel.
Meskipun minyak tanah dan minyak solar
keduanya dibuat selama proses penyulingan minyak mentah, ada banyak perbedaan
yang membedakan dua jenis bahan bakar tersebut. Perbedaan-perbedaan ini secara
langsung mengarah pada cara-cara di mana dua bahan bakar yang digunakan.
Solar memiliki struktur molekul yang kaku
yang terdiri dari 16 atom karbon dan 34 atom hidrogen. Sedangkan minyak tanah,
di sisi lain, tidak memiliki struktur molekul yang disetel dan agak kompleks
dari rantai hidrokarbon yang terdiri dari antara 12 dan 15 atom karbon.
Proses penyulingan minyak dilakukan dengan
memanaskan dan penyulingan minyak mentah. Selama proses ini, pertama minyak
tanah diproduksi pada suhu antara 150 derajat C dan 275 derajat C, sedangkan
bahan bakar diesel dibuat kemudian atau diproses pada suhu antara 200 derajat C
dan 350 derajat C.
Meskipun minyak tanah dan minyak solar
keduanya dibuat selama proses penyulingan minyak mentah, ada banyak perbedaan
yang membedakan dua jenis bahan bakar tersebut. Perbedaan-perbedaan ini secara
langsung mengarah pada cara-cara di mana dua bahan bakar yang digunakan.
·
Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
·
Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri
Titik nyala (flash point) : adalah suhu terendah dimana bahan bakar
apabila dipanaskan telah memberikan campuran uapnya yang cukup perbandingannya
dengan udara, sehingga akan menyala
sekejap jika diberi api test.
Kegunaan
- Untuk mengetahui kemudahan menguap / terbakar dari suatu bahan bakar.
- Merupakan indikasi adanya kontaminasi dengan produk / bahan lain.
- Merupakan sifat penting untuk keselamatan pada saat penyimpanan dan penanganan (storage & handling) bahan bakar.
Titik Bakar (Combustion temperature)
Titik
bakar adalah temperatur di mana bahan yang dinyalakan akan terbakar terus
menerus apabila di beri sumber panas (biasanya kira-kira 30 - 40°C lebih tinggi
dari titik nyala)
Titik Sulut (Auto Ignition temperature)
•
Apabila
campuran bahan bakar dimasukkan kedalam ruang bakar dan secara bertahap
dipanasi, maka akan terbakar dengan sendirinya pada suhu tertentu, suhu ini
disebut “self ignition temperature “ atau titik sulut
•
Titik sulut
adalah suhu terendah di mana bahan dapat terbakar dengan sendirinya. Biasanya
"temperatur operasi" lebih rendah dari titik sulut suatu bahan yang
mudah terbakar
Contoh :gas alam sekitar 595 ºC.
IV. LANGKAH KERJA
-
Menyusun alat
-
Mengisi beaker dengan solar yang telah
dingin
-
Memanaskan dengan laju pemanasan 3-40
C per menit
-
Jika nyala warna biru kelihatan bearti
ini menunjukkan titik nyala dan jika nyala terus membakar, ini menunjukkan
bahwa titik bakar/api.
V.
DATA PENGAMATAN
Sampel
|
Titik nyala
sampel secara teori (oC)
|
Titik api
sampel secara teori (oC)
|
Titik nyala
sampel secara praktek (oC)
|
Titik api
sampel secara praktek (oC)
|
Kerosene
|
>38-72
oC
|
>39-65 oC
|
41,2 oC
|
41,5 oC
|
Solar
|
>40-100 oC
|
>51-60 oC
|
78,1 oC
|
78,1 oC
|
TUGAS
1.
Jelaskan perbedaan titik nyala dengan
titik api?
2.
Tuliskan 6 sifat fisik bahan bakar ?
3.
Mengapa sapel harus didinginkan terlebih
dahulu sebelum diuji?
Jawaban :
1.
Titik nyala, adalah dimana timbul
sejumlah uap yang apabila bercampur dengan udara membentuk suatu campuran yang
mudah menyala. Titik nyala dapat diukur dengan jalan melewatkan nyala api pada
bahan bakar yang dipanaskan secara teratur.
Titik
Api, adalah suhu dimana ia akan terus menyala selama minimal 5 detik setelah
kunci kontak dengan api terbuka. Fire point juga digunakan untuk mengukur
karakteristik dari sampel untuk mendukung proses pembakaran.
2.
Sifat fisik bahan bakar :
-
Densitas :
Sebagai alat perbandingan massa bahan bakar terhadap volume bahan bakar pada
suhu acuan 15oC
-
Spesific Gravity : Sebagai perbandingan berat dari sejumlah volume minyak bakar
terhadap berat air untuk volume yang sama pada suhu tertentu.
-
Viskositas : Merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran,
viskositas tergantung pada suhu dan berkurang dengan naiknya suhu.
-
Titik nyala : Suhu terendah dimana bahan bakar dapat dipanaskan sehingga
uap mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api.
-
Panas Jenis : Adalah sejumlah kilokalori yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 kg minyak sebesar 1oC. Panas jenis menentukan berapa banyak
steam atau energy listrik yang digunakan untuk memanaskan minyak ke suhu yang
dikehendaki.
-
Nilai Kalor : Merupakan ukuran panas atau energy yang dihasilkan dan diukur
sebagai nilai kalor kotor.
3. Sampel
harus didinginkan terlebih dahulu sebelum diuji karena, pada suhu tinggi
senyawa yang diukur titik nyala dan titik apinya dapat menguap sehingga dapat
mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah
dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung titik nyala
dan titik api. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil
yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar)
VI.
ANALISA PENGAMATAN
Pada praktikum kali ini yaitu tentang “titik nyala, dan
titik api” yag mempunyai tujuan untuk mengetahui titik nyala dan titik api dari
kerosene dan soalr. Dimana, pada kerosene nyalanya bergantung pada susunan
kimia dari minyak tanah, jika mengandung banyak aromatic maka apinya tidak
dapat dibesarkan karena apinya mulai berarang.
Pada proses percobaan, sampel mulai mendekati titik nyala
ketika terlihat seperti berasap, hal ini disebabkan karena tekanan uap yang
meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu. Sehingga didapat titik nyala
kerosene sebesar 41,2oC dan titik apinya sebesar 41,5 oC.
Sebelum melakukan uji pada sampel solar, maka pemanas didinginkan terlebih
dahulu karena dapat menyebabkan peningkatan suhu yang cepat dan dapat
membahayakan saat pengujian dan karena solar juga dapat terbakar spontan pada
temperature tertentu. Titik nyala solar digunakan untuk kualitas minyak solar
itu sendiri yang dinyatakan dalam bilangan setana (tolak ukur kemudian menyala
suatu bahan bakar di dalam mesin diesel) dan menghasilkan titik nyala sebesar
78,1 oC dan titik api juga 78,1oC.
Dari data dapat terlihat bahwa titik nyala dan titik api
kerosene lebih rendah dari solar. Hal ini disebabkan karena solar merupakan
senyawa dengan jumlah atom C lebih banyak dan memiliki rantai yang panjang,
sehingga titik nyalanya lebih besar dari kerosene.
VII.
KESIMPULAN
Setelah melakukan
analisa dapat disimpulkan bahwa :
-
Titik nyala dan titik api digunakan
untuk mengetahui titik aman suhu untuk penyimpanan dan pada temperature berapa
bahan bakar itu dapat terbakar
-
Titik nyala dan titik api
kerosene yaitu 41,2 oC dan 41,5 0C
-
Titik nyala dan titik api solar yaitu
78,1 0C