Titik asap
Titik asap adalah temperatur ketika minyak atua lemak pada kondisi
tertentu menguapkan sejumlah senyawa volatil yang memberikan penampakan asap
yang jelas. Istilah ini biasanya digunakan dalam bidang kuliner untuk
menentukan jenis minyak yang tepat untuk proses tertentu. Konsentrasi senyawa
volatil dalam minyak mencakup air, asam lemak bebas, dan produk hasil degradasi
oksidasi. Temperatur yang menyebabkan minyak terdekomposisi tidak termasuk
titik asap. Lebih tinggi dari titik asap akan menuju ke titik nyala di mana uap dari
minyak akan bercampur dengan udara dan membentuk api.
Titik asap dari satu jenis minyak dapat
bervariasi tergantung asal bahan dan derajat kemurniannya. Titik asap cenderung
meningkat ketika kadar asam lemak bebas berkurang dan derajat kemurnian
bertambah.[2][3] Memanaskan minyak akan menghasilkan asam lemak bebas dan
seiring waktu pemanasan jumlah asam lemak bebas akan terus bertambah. Asam
lemak bebas di dalam tubuh hanya mampu terikat dan ditransportasikan dalam
darah oleh protein albumin dalam darah
sehingga metabolismenya amat tergantung pada kadar albumin dalam darah.
aktivitas menggoreng berkali-kali dengan minyak yang sama dapat mempercepat
kerusakan minyak goreng,[4] sehingga minyak
goreng disarankan untuk tidak digunakan lebih dari dua kali. [1]
Minyak/lemak
|
Tingkat
kemurnian
|
Titik
asap
|
|
420°F
|
216°C
|
||
Un-Refined, Virgin
|
375-400°F
|
190-204°C
|
|
Refined
|
520°F
|
271°C
|
|
250–300°F
|
121–149°C
|
||
Expeller Press
|
375-450°F[5]
|
190-232°C
|
|
High Oleic
|
475°F
|
246°C
|
|
Refined
|
400°F
|
204°C[1]
|
|
Refined
|
392°F
|
200°C[6]
|
|
Virgin (Unrefined)
|
350°F[7]
|
177°C
|
|
Refined with
stabilizers
|
450°F
|
232°C
|
|
Unrefined
|
352°F
|
178°C[6]
|
|
Refined
|
450°F
|
232°C[1]
|
|
420°F
|
216°C[1]
|
||
Unrefined
|
225°F
|
107°C
|
|
485°F
|
252°C
|
||
420°F
|
216°C
|
||
430°F
|
221°C
|
||
330°F
|
165°C
|
||
390°F
|
192°C
|
||
413°F
|
210°C
|
||
489°F
|
254°C
|
||
Extra virgin
|
375°F
|
191°C
|
|
Virgin
|
391°F
|
199°C[6]
|
|
460°F
|
238°C[1]
|
||
Extra light
|
468°F
|
242°C[1]
|
|
Extra virgin, low
acidity
|
405°F
|
207°C
|
|
Difractionated
|
455°F
|
235°C[8]
|
|
Unrefined
|
320°F
|
160°C
|
|
Refined
|
450°F
|
232°C[1]
|
|
490°F
|
254°C
|
||
Unrefined
|
225°F
|
107°C
|
|
Semirefined
|
320°F
|
160°C
|
|
Refined
|
510°F
|
266°C[1]
|
|
Unrefined
|
350°F
|
177°C
|
|
Semirefined
|
450°F
|
232°C
|
|
Unrefined
|
320°F
|
160°C
|
|
Semirefined
|
350°F
|
177°C
|
|
Refined
|
460°F
|
238°C[1]
|
|
Unrefined
|
225°F
|
107°C
|
|
Semirefined
|
450°F
|
232°C
|
|
Refined
|
440°F
|
227°C[1]
|
|
High oleic,
Unrefined
|
320°F
|
160°C
|
|
420°F
|
215°C
|
||
485°F
|
252°C
|
||
Shortening nabati
|
360°F
|
182°C
|
|
Unrefined
|
320°F
|
160°C
|
|
Semirefined
|
400°F
|
204°C
|
Defenisi Bahan Bakar Diesel (Solar)
Defenisi bahan bakar diesel (solar)- produk hasil industri migas terdiri
dari berbagai macam jenis dengan karakteristik dan sifat yang berbeda-beda,
salah satunya adalah fraksi diesel. Bahan bakar ini tentunya sudah tidak asing
lagi, tapi apakah anda sudah paham karakteristik serta sifat-sifat bahan bakar
ini? apalagi jenis bahan bakar ini terdiri dari berbagai macam jenis. Untuk
lebih jelasnya kita langsung saja ke topik pembahasan.
Pengertian Dasar Diesel (Solar)
Solar adalah salah satu jenis bahan
bakar yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi, pada dasarnya minyak
mentah dipisahkan fraksi-fraksinya pada proses destilasi sehingga dihasilkan
fraksi solar dengan titik didih 250°C sampai 300°C. Kualitas solar dinyatakan
dengan bilangan cetane (pada bensin disebut oktan), yaitu bilangan yang
menunjukkan kemampuan solar mengalami pembakaran di dalam mesin serta kemampuan
mengontrol jumlah ketukan (knocking), semakin tinggi bilangan cetane ada solar
maka kualitas solar akan semakin bagus.
Karakteristik Solar
Sebagai bahan bakar, tentunya solar memiliki karakteristik
tertentu sama halnya dengan jenis bahan bakar lainnya. berikut karakteristik
yang dimiliki fraksi solar:
- Tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuning-kuningan dan berbau.
- Tidak akan menguap pada temperatur normal.
- Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bensin dan kerosen.
- Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40°C sampai 100°C.
- Terbakar spontan pada temperatur 300°C.
- Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.
Pada umumnya solar
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel ataupun
peralatan-peralatan industri lainnya. Agar menghasilkan pembakaran yang baik,
solar memiliki syarat-syarat agar memenuhi standar yang telah ditentukan.
Berikut persyaratan yang menentukan kualitas solar:
- Mudah terbakar.
- Tidak mudah mengalami pembekuan pada suhu yang dingin.
- Memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja dengan lembut.
- Solar harus memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan oleh ejector di dalam mesin.
- Tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan warna dalam proses penyimpanan.
- Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin, agar tidak berdampak buruk bagi mesin kendaraan serta tidak menimbulkan polusi.
Jenis-Jenis Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar diesel dapat digolongkan dalam berbagai macam
jenis yang dibedakan oleh kekentalan, jumlah cetane dan sebagainya. Tetapi
walaupun memiliki perbedaan, struktur utama pada diesel tersebut tidak memiliki
perbedaan. berikut adalah jenis-jenisnya:
- High Speed Diesel (HSD)
HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan untuk mesin diesel yang memiliki performa untuk jumlah cetane 45. Umumnya mesin yang menggunakan bahan bahar HSD merupaka mesin yang menggunakan sistem injeksi pompa dan elektronik injeksi. Jadi pada dasarnya bahan bakar ini diperuntuhkan untuk kendaraan bermotor dan bahan bakar peralatan industri. - Marine Fuel Oil (MFO)
MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat (residu) sehingga memiliki kekentalan yang lebih tinggi. Jenis ini sering dugunakan sebagai bahan bakar langsung pada sektor industri untuk mesin-mesin diesel yang memiliki kecepatan proses yang rendah.. - Minyak Bakar
memiliki sifat dan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan MFO, tetapi biasanaya digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk menghasilkan panas, contohnya saja sebagai bahan bakar furnace pada proses pemanasan minyak mentah. - Industrial Diesel Oil (IDO)
IDo dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah pada temperatur rendah, biasanya jenis ini memiliki kandungan sulfur yang tergolong rendah sehingga dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine. - Biodiesel
Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang cukup baik sebagai pengganti solar yang berasal dari fraksi minyak bumi, hal ini disebabkan karena biodiesel merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena berasal dari minyak nabati dan hewani walaupun. Secara kimia, susunan biodiesel terdiri dari campuran mono-alkyl ester dan rantai panjang asam lemak, Biodiesel merupakan bahan bakar yang tidak memiliki kandungan berbahaya bila terlepas ke udara, karena sangat mudah untuk terurai secara alami. Dalam proses pembakarannya, bahan bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon monoksida serta hidrokarbon yang relatif rendah sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitar, hal ini lah yang membuat biodiesel memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar. - Diesel Permorma Tinggi
Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang berasal dari petroleum lainnya. Jenis bahan bakar telah mengalami proses peningkatan kualitas dari segi cetane number serta pengurangan kandungan sulfur sehingga lebih di anjurkan bagi mesin diesel sistem injeksi comonrail, untuk lebih jelasnya, sistem injeksi comonrail adalah sebuah tube bercabang yang terdapat di dalam mesin dengan katup injektor yang dikendalikan oleh komputer dimana masing-masing tube tersebut terdiri dari nozzle mekanis dan pulunger yang dikedalikan oleh selenoid serta actuator piezoelectric. Pada solar jenis ini memiliki jumlah bilangan cetane 53 serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm sehingga digolongkan sebagai diesel modern yang memiliki standar gas buang EURO 2.
Demikianlah pembahasan
kita tentang defenisi bahan bakar diesel (solar) bahan bakar diesel,
semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca terutama yang memiliki hubungan
langsung dengan industri migas. Apabila di dalam isi postingan ini terdapat
penjelasan yang tidak sesuai dengan pemahaman anda silahkan diberi komentar di
bawah komentar, Terimakasih.
Bahan Bakar Solar dan Pembakaran Motor Diesel
1.Sifat
utama dari bahan bakar diesel
Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu
campuran dari hydrocarbon yang telah di distilasi setelah bensin dan minyak
tanah dari minyak mentah pada temperatur 200 sampai 340. Sebagian besar solar digunakan untuk
menggerkkan mesin diesel. Bahan bakar diesel mempunyai sifat utama sebagai
berikut.
Tidak berwarna atau
sedikit kekuning-kuningan dan berbau.
Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal.
Mempunyai titik nyala tinggi (40 C-100 C).
Terbakar spontan pada 350 C, sedikit
dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.
Mempunyai berat jenis 0,82-0,86.
Menimbulkan panas yang
besar (sekitar 10.500 kcal/kg).
Mempunyai kandungan
sulfur lebih besar dibanding bensin.
2.Syarat-syarat
solar
Kualitas solar yang diperlukan sebagai berikut.
Mudah terbakar
Waktu tertundanya pembakaran harus
pendek/singkat sehingga engine mudah dihidupkan. Solar harus dapat memungkinkan
engine bekerja lembut dengan sedikit knocking.
Tetap encer
pada suhu dingin (tidak mudah membeku)
Solar harus tetap cair pada
temperatur rendah sehingga engine akan mudah dihidupkan dan berputar lembut.
Daya Pelumasan
Solar juga berfungsi sebagai pelumas
untuk pompa injeksi dan nosel. Oleh jarena itu harus mempunyai sifat daya
pelumas yang baik.
Kekentalan
Solar harus mempunyai kekentalan yang
memadai sehingga dapat disemprotkan oleh injektor.
Kandungan
Sulfur
Sulfur merusak pemakaian komponen
engine, dan kandungan sulfur solar harus sekecil mungkin.
Stabil
Tidak berubah alam kualitas, tidak
mudah larut selama disimpan.
3.Nomor Cetane(Cetane Number)
Nomor cetane atau
tingkatan dari solar adalah satu cara untuk mengontrol bahan bakar solar dalam
kemampuan untuk pencegah terjadinya knocking. Tingkatan yang lebih besar
memiliki kemampuan yang lebih baik. Ada dua skala indek untuk mengontrol
kemampuan solar untuk mencegah knocking dan mudah terbakar yaitu cetane index
dan diesel index. Minimal tingkatan cetane yang dapat diterima untuk bahan
bakar yang digunakan untuk engine diesel kecepatan tinggi umumnya 40-45.
Oleh karena, itu engine
diesel perbandingan kompresinya (15:1-22:1) lebih tinggi daripada engine
bensin(6:1-12:1) dan juga engine diesel dibuat dengan kontruksi yang jauh lebih
kuat dari pada engine bensin.
Dibandingkan
dengan engine bensin pada engine diesel mempunyai keuntungan dan kerugian
sebagai berikut:
Keuntungan :
1.
Engine diesel mempunyai efesiensi panas yang lebih besar. Hal ini berarti bahwa
penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis dari pada engine bensin.
2.
Mesin diesel bisa lebih lama dan tidak memerlukan electric igniter. Hal ini
berarti bahwa kemungkinan kesulitan lebih kecil daripada engine bensin.
3.
Momen pada engine diesel tidak berubah pada jenjang tingkat kecepatan yang
luas. Hal ini berarti bahwa engine diesel lebih fleksibel dan lebih mudah
dioperasikan dari pada engine bensin(Hal inilah sebabnya engine diesel
digunakan pada kendaraan-kendaraan yang besar).
Kerugian
1. Tekanan pembakaran maksimum hampir dua
engine bensin. Hal ini berarti bahwa suara dan getaran engine diesel lebih
besar.
2. Tekanan pembakarannya yang lebih tinggi,
maka engine diesel harus dibuat dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan harus
mempunyai struktur yang sangat. Hal ini berarti bahwa untuk daya kuda yang sama,
engine diesel jauh lebih berat dari pada engine bensin dan biaya pembuatannya
pun menjadi lebih mahal.
3. Engine diesel memerlukan sistem injeksi
bahan bakar yang presisi. Dan ini berarti bahwa harganya lebih mahal dan
memerlukan pemeliharaan yang lebih cermat dibanding dengan engine bensin.
4. Engine diesel mempunyai perbandingan
kompresi yang lebih tinggi dan membutuhkan gaya yang lebih besar untuk
memutarnya. Oleh karena itu engine diesel memerlukan alat pemutar seperti motor
stater dan baterai yang berkapasitas lebih besar.
Pada sistem bahan bakar
engine diesel, feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan
bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang terdapat pada bahan
bakar dipisahkan oleh fuel sendimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan
bakar. Rakitan pompa injeksi terdiri dari pompa injeksi, governor, timer dan
feed pump. Ada dua tipe pompa injeksi : tipe distributor dan tipe in-line.
Dengan digerakkan oleh engine, pompa injeksi menekan bahan bakar dan
mengalirkannya melalui delivery line ke injection nozzle, dan selanjutnya
diinjeksikan ke dalam silinder menurut urutan pengapian.
Pompa injeksi
Pompa injeksi biasanya
dipasang dibagian sisi engine dan digerakkan oleh crankshaff melalui timing
gear atau sebuah timing belt.
Ada dua tipe pompa injeksi : tipe
distributor dan tipe in-line.
1.Pompa Injeksi Tipe Distributor
Bahan bakar diesel
dibersihkan oleh water sedimenter dan fuel filter dan ditekan ke rumah pompa
injeksi oleh vane type feed pump yang mempunyai empat buah vane.
Bahan bakar melumasi komponen pompa pada saat mengalir ke pump plunger.
Sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui overflow screw sambil
mendinginkan bagian-bagian pompa yang dilewatinya.
Pump plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena bergeraknya
drive shafft, camlate, tappet rollers, plunger spring dan bagian-bagian lain.
Gerakkan bolak-balik plunger menaikkkan tekanan bahan bakar dan menekan bahan
bakar melalui delivery valve ke injection nozzle. Mechanical governor mengatur
banyaknya bahan bakar yang disemprotkan dari nozzle dengan menggerakkan spill
ring sehingga merubah saat akhir langkah efektif plunger. Fuel injection timing
diatur oleh tekanan pengiriman dari feed pump. Posisi tapped roller diubah-ubah
oleh timer untuk mengatur injection timing. Engine mati bila injeksi bahan
bakar berakhir, pada saat starter switch off, arus yang mengalir ke fuel
cut-off solenoid terputus dan saluran bahan bakar tertutup oleh solenoid
plunger, akibatnya penginjeksian bahan bakar akan berhenti dan engine akan
mati.
2.Pompa
Injeksi Tipe In-Line
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan menekan
bahan bakar yang telah disaring ole filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe in-line mempunyai
cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada engine.
Cara menggerakkan plunger sesuai dengan firing order engine. Gerak lurus
bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke
injection nozzle melalui delivery valve. Delivery valve memegang dua peranan
penting yaitu : mencegah aliran bahan bakar balik dari saluran bahan
bakar balik dari saluran bahan bakar ke daerah plunger dan menghisap bahan
bakar dari injection nozzle untuk menghentikan injeksi dengan cepat. Plunger
dilumasi oleh bahan bakar diesel dan camshafft oleh minyak pelumas engine.
Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle
dengan menggeser control rack. Governor dibedakan dalam dua tipe yaitu : Simple
mechanical centrifugal governor dan combined governor yang merupakan kombinasi
antara pneumatic governor dengan mechanical centrifugal governor. Timing
injeksi bahan bakar diatur oleh automatic centrifugal timer. Timer mengatur
putaran camshaft. Engine akan mati jika control rack digerakkan kearah akhir
bahan bakar.