PENENTUAN DENSITAS
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
·
Mampu
menjelaskan pengertian dan peranan sifat fisik batubara
·
Mampu
menentukan densitas batubara
II.
ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
·
Desikator
·
Spatula
·
Piknometer
·
Corong
Kecil
·
Gelas
Ukur
·
Kaca
Arloji
Bahan yang digunakan :
·
Batubara
hasil preparasi sampel 60 mesh
III.
DASAR
TEORI
Densitas Secara Umum
Densitas atau Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap
zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
dengan
ρ adalah massa
jenis,
1 g/cm3=1000 kg/m3
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Densitas Batubara
Padatan yang porous seperti batubara, memiliki tiga
perbedaan dalam pengukuran densitasnya; true density, particle density, dan
apparent density. Apparent density batubara
dapat dilakukan dengan cara membenamkan sampel batubara di dalam cairan dan
kemudian mengukur cairan yang terpindahkan. Untuk prosedur ini, cairan harus:
(1) membasahi permukaan batubara, (2) tidak ada absorbsi yang kuat pada permukaan,
(3) tidak menyebabkan pengembangan, dan (4) menetrasi pori batubara.
True density batubara
ditentukan dengan menggunakan prisip pemindahan helium. Helium baik digunakan
sebab dapat menetrasi pori-pori sampel batubara tanpa menyebabkan interaksi secara
kimiawi.
Particle density adalah berat suatu unit volume padatan termasuk pori dan
rekahan (Mahajan dan Walker, 1978). Densitas partikel dapat ditentukan dengan
cara satu dari tiga metode; (1) mercury displacement (Gan et al, 1982), (2)
aliran gas (Ergun, 1951), atau (3) Silanization (Ettinger dan Zhupakhina,
1960).
Densitas batubara dapat bervariasi yang menunjukkan
hubungan antara rank dan kandungan karbon. Batubara
dengan kandungan karbon 85% biasanya menunjukkan suatu derajat ciri hidropobik
yang lebih besar dari batubara berank paling rendah. Bagaimanapun, hasil temuan
terbaru pada prediksi sifat hidropobik batubara mengindikasikan bahwa korelasi
kharakteristik kandungan air lebih baik dari pada kandungan karbon dan
begitupun rasio kandungan air/karbon lebih baik daripada rasio atomik
oksigen/karbon. Begitupun, terdapat suatu hubungan antara sifat hidropobik
batubara dan kandungan air ((Labuschagne, 1987; Labuschagne, 1988).
Kecenderungan bahwa density batubara bernilai minimum pada kandungan karbon
85%. Sebagai contoh, karbon batubara 50-55% akan memiliki densiti sekitar 1,5
g/cm 3, dan cenderung
berkurang hingga 1,3 g/cm 3 untuk batubara mengandung 85% karbon
diikuti dengan peningkatan 1,8 g/cm 3 untuk batubara dengan kandungan karbon
87%. Sebagai pembanding, densitas graphite (2,25 g/cm 3) juga mengikuti
kecenderungan ini.
Proses Pencucian Batubara
Pencucian
ialah usaha yang dilkakukan untuk memperbaiki kualitas batubara,agar batubara
tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu. Termasuk didalamnya pembersihan untuk mengurangi impurities anorganik.Karakteristik batubara dan impurities
yang utama ditinjau dari segi pencucian secara mekanis ialah komposisi ukuran yang disebut size consist , perbedaan berat jenis dari material yang dipisahkan, kimia permukaan,
friability relatif dari batubara dan impuritiesnya serta kekuatan dan
kekerasan.
Dalam proses pencucian batubara untuk memisahkan dari
mineral pengotor,dipakai berbagai jenis
peralatan konsentrasi berdasarkan sifat-sifat batubara darimineral pengotor. Perbedaan tersebut dapat berupa sifat fisik atau mekanik dari butiran
tersebut, seperti halnya berat jenis, ukuran, warna,
gaya sentripetal, gayasentrifugal ataupun desain peralatan itu
sendiri.Pencucian batubata dilakukan karena
batubara hasil penambangan bukanlah batubara yang bersih, tetapi
masih banyak mengandung material pengotor. Pengotor batubara dapat berupa pengotor homogen yang
terjadi di alam saat pembentukan batubara itu sendiri, yang disebut
dengan Inherent Impurities, maupun pengotor
yangdihasilkan dari operasi penambangan itu sendiri, yang disebut
extraneous impurities
.Dengan demikian pencucian batubara bertujuan untuk memisahkan dari material
pengotornya dalam upaya meningkatkan kualitas batubara sehingga
nilai panas bertambah dan kandungan air serta debu berkurang. Dengan
menentukan densitas dari batubara itu sendiri, maka proses pencucian batubara
tersebut akan lebih mudah, larutan pencuci dapat dipilih dengan range densitas
yaitu lebih besar dari batubara dan lebih rendah dari pengotor, sehingga
batubara akan mengapung dan pengotor akan tenggelam.
IV.
PROSEDUR
PERCOBAAN
1.
Membuat
larutan typol 1% dalam beaker gelas. Kemudian larutan tersebut disimpan ke
dalam desikator, lalu divakumkan sampai tidak ada gelembung udara di dalam dan
diatas larutan typol
2.
Piknometer
diisi dengan larutan typol sampai terisi penuh, kemudian ditimbang
3.
Sebagian
volume didalam piknometer dipindahkan memakai pipet
4.
Satu
gram sampel batubara ditimbang (60 mesh), lalu dimasukkan ke dalam piknometer
yang berisi typol tadi dengan menggunakan corong kecil
5.
Piknometer
divakumkan ke dalam desikator. Setelah batubara sudah turun semua ke dasar
piknometer, lalu piknometer diisi kembali dengan typol sampai penuh dan
menimbangnya kembali.
V.
DATA
PENGAMATAN
No
|
Penimbangan
|
Berat (gr)
|
1.
|
Sampel batubara
|
1
|
2.
|
Piknometer kosong
|
131,3
|
3.
|
Piknometer + Typol
|
156,1
|
4.
|
Piknometer + Typol + Batubara
|
156,0
|
5.
|
Piknometer + Typol + Batubara (setelah mengendap)
|
156,0
|
6.
|
Berat labu ukur kosong
|
61,9
|
7.
|
Berat labu ukur+Typol
|
163,5
|
Volume typol yang dipindahkan = 100
ml
VI.
PERHITUNGAN
·
Berat
Typol
(Berat labu ukur+Typol) – (Berat labu ukur kosong)
= 163,5 gr – 61,9 gr
= 101,6 gr
·
Densitas
Typol
Berat typol
Volume typol
= 101,6 gram
100
= 1,016 gr/ml
- Densitas typol
teori = 1,028 gr/ml
·
Persen
Kesalahan
T – P x 100%
T
= 1,028 – 1,016 x 100%
1,028
= 1,2%
·
Densitas
Batubara
Berat
batubara x berat jenis typol
Berat batubara – ((berat
piknometer+typol+batubara)-(berat pikno+typol))
=
1 gr x 1,016 gr/ml
1
– (156 gr – 156,1 gr)
= 0,924 gr/ml
VII.
ANALISA PERCOBAAN
Percobaan
kali ini yaitu menentukan densitas batubara yang belum diketahui jenisnya.
Pertama-tama membuat larutan typol 0,003% dengan cara melarutkan typol dengan
300 ml aquadest. Selanjutnya menghitung densitas, dari hasil perhitungan
didapat densitas typol pada praktek ini sebesar 1,016 gr/ml. Dilanjutkan dengan
menentukan densitas batubara. 1 gram batubara 60 mesh yang belum diketahui
jenisnya, dimasukkan kedalam piknometer yang telah terisi setengah bagian
volume, selanjutanya ditambah lagi larutan typol sampai tanda batas. Kemudian
piknometer di vakumkan di dalam desikator sampai seluruh batubara turun ke
dasar piknometer, kurang lebih satu jam. Dari percobaan dan data yang didapat,
dilakukan perhitungan. Dari hasil perhitungan tersebut didapatlah densitas
batubara 60 mesh yang dipakai sebagai sampel sebesar 0,924 gr/ml. Dari hasil
pencarian teori densitas berbagai jenis batubara, yang terdekat dengan densitas
batubara sampel yaitu batubara jenis bituminus. Densitas batubara jenis
bituminus yaitu sebesar 0,833 gr/ml. Batubara jenis ini mengandung 68-86% unsur
karbon dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Batubara jenis ini merupakan kelas
batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
·
Densitas
typol = 1,016 gr/ml
·
Densitas
batubara yang dipakai = 0,924 gr/ml
·
Batubara
yang digunakan sebagai sampel diperkirakan batubara jenis bituminus
·
Pertambahan
berat jenis batubara sesuai dengan peningkatan derajat batubara tersebut
·
Jenis
batubara dapat diketahui dengan cara menghitung densitas batubara yang
digunakan
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan,K.A..2014.Penuntun
Praktikum Analisa Batubara.Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
Piknometer
No comments:
Post a Comment