Tuesday, 16 February 2016

Titik Asap



Titik asap
Titik asap adalah temperatur ketika minyak atua lemak pada kondisi tertentu menguapkan sejumlah senyawa volatil yang memberikan penampakan asap yang jelas. Istilah ini biasanya digunakan dalam bidang kuliner untuk menentukan jenis minyak yang tepat untuk proses tertentu. Konsentrasi senyawa volatil dalam minyak mencakup air, asam lemak bebas, dan produk hasil degradasi oksidasi. Temperatur yang menyebabkan minyak terdekomposisi tidak termasuk titik asap. Lebih tinggi dari titik asap akan menuju ke titik nyala di mana uap dari minyak akan bercampur dengan udara dan membentuk api.
Titik asap dari satu jenis minyak dapat bervariasi tergantung asal bahan dan derajat kemurniannya. Titik asap cenderung meningkat ketika kadar asam lemak bebas berkurang dan derajat kemurnian bertambah.[2][3] Memanaskan minyak akan menghasilkan asam lemak bebas dan seiring waktu pemanasan jumlah asam lemak bebas akan terus bertambah. Asam lemak bebas di dalam tubuh hanya mampu terikat dan ditransportasikan dalam darah oleh protein albumin dalam darah sehingga metabolismenya amat tergantung pada kadar albumin dalam darah. aktivitas menggoreng berkali-kali dengan minyak yang sama dapat mempercepat kerusakan minyak goreng,[4] sehingga minyak goreng disarankan untuk tidak digunakan lebih dari dua kali. [1]
Minyak/lemak
Tingkat kemurnian
Titik asap

420°F
216°C
Un-Refined, Virgin
375-400°F
190-204°C
Refined
520°F
271°C

250–300°F
121–149°C
Expeller Press
375-450°F[5]
190-232°C
High Oleic
475°F
246°C
Refined
400°F
204°C[1]
Refined
392°F
200°C[6]
Virgin (Unrefined)
350°F[7]
177°C
Refined with stabilizers
450°F
232°C
Unrefined
352°F
178°C[6]
Refined
450°F
232°C[1]

420°F
216°C[1]
Unrefined
225°F
107°C

485°F
252°C

420°F
216°C

430°F
221°C

330°F
165°C

390°F
192°C

413°F
210°C

489°F
254°C
Extra virgin
375°F
191°C
Virgin
391°F
199°C[6]
460°F
238°C[1]
Extra light
468°F
242°C[1]
Extra virgin, low acidity
405°F
207°C
Difractionated
455°F
235°C[8]
Unrefined
320°F
160°C
Refined
450°F
232°C[1]

490°F
254°C
Unrefined
225°F
107°C
Semirefined
320°F
160°C
Refined
510°F
266°C[1]
Unrefined
350°F
177°C
Semirefined
450°F
232°C
Unrefined
320°F
160°C
Semirefined
350°F
177°C
Refined
460°F
238°C[1]
Unrefined
225°F
107°C
Semirefined
450°F
232°C
Refined
440°F
227°C[1]
High oleic, Unrefined
320°F
160°C

420°F
215°C

485°F
252°C
Shortening nabati

360°F
182°C
Unrefined
320°F
160°C
Semirefined
400°F
204°C






Defenisi Bahan Bakar Diesel (Solar)

Defenisi bahan bakar diesel (solar)- produk hasil industri migas terdiri dari berbagai macam jenis dengan karakteristik dan sifat yang berbeda-beda, salah satunya adalah fraksi diesel. Bahan bakar ini tentunya sudah tidak asing lagi, tapi apakah anda sudah paham karakteristik serta sifat-sifat bahan bakar ini? apalagi jenis bahan bakar ini terdiri dari berbagai macam jenis. Untuk lebih jelasnya kita langsung saja ke topik pembahasan.

Pengertian Dasar Diesel (Solar)


Solar adalah salah satu jenis bahan bakar yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi, pada dasarnya minyak mentah dipisahkan fraksi-fraksinya pada proses destilasi sehingga dihasilkan fraksi solar dengan titik didih 250°C sampai 300°C. Kualitas solar dinyatakan dengan bilangan cetane (pada bensin disebut oktan), yaitu bilangan yang menunjukkan kemampuan solar mengalami pembakaran di dalam mesin serta kemampuan mengontrol jumlah ketukan (knocking), semakin tinggi bilangan cetane ada solar maka kualitas solar akan semakin bagus.

 Karakteristik Solar


Sebagai bahan bakar, tentunya solar memiliki karakteristik tertentu sama halnya dengan jenis bahan bakar lainnya. berikut karakteristik yang dimiliki fraksi solar:
  1. Tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuning-kuningan dan berbau.
  2. Tidak akan menguap pada temperatur normal.
  3. Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bensin dan kerosen.
  4. Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40°C sampai 100°C.
  5. Terbakar spontan pada temperatur 300°C.
  6. Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.
Pada umumnya solar digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel ataupun peralatan-peralatan industri lainnya. Agar menghasilkan pembakaran yang baik, solar memiliki syarat-syarat agar memenuhi standar yang telah ditentukan. Berikut persyaratan yang menentukan kualitas solar:

  • Mudah terbakar.
  • Tidak mudah mengalami pembekuan pada suhu yang dingin.
  • Memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja dengan lembut.
  • Solar harus memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan oleh ejector di dalam mesin.
  • Tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan warna dalam proses penyimpanan.
  • Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin, agar tidak berdampak buruk bagi mesin kendaraan serta tidak menimbulkan polusi.

 

Jenis-Jenis Bahan Bakar Diesel


Bahan bakar diesel dapat digolongkan dalam berbagai macam jenis yang dibedakan oleh kekentalan, jumlah cetane dan sebagainya. Tetapi walaupun memiliki perbedaan, struktur utama pada diesel tersebut tidak memiliki perbedaan. berikut adalah jenis-jenisnya:
  1. High Speed Diesel (HSD)
    HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan untuk mesin diesel yang memiliki performa untuk jumlah cetane  45. Umumnya mesin yang menggunakan bahan bahar HSD merupaka mesin yang menggunakan sistem injeksi pompa dan elektronik injeksi. Jadi pada dasarnya bahan bakar ini diperuntuhkan untuk kendaraan bermotor dan bahan bakar peralatan industri.
  2. Marine Fuel Oil (MFO)
    MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat (residu) sehingga memiliki kekentalan yang lebih tinggi. Jenis ini  sering dugunakan sebagai bahan bakar langsung pada sektor industri untuk mesin-mesin diesel yang memiliki kecepatan proses yang rendah..
  3. Minyak Bakar
    memiliki sifat dan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan MFO, tetapi biasanaya digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk menghasilkan panas, contohnya saja sebagai bahan bakar furnace pada proses pemanasan minyak mentah.
  4. Industrial Diesel Oil (IDO)
    IDo dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah pada temperatur rendah, biasanya jenis ini memiliki kandungan sulfur yang tergolong rendah sehingga dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine.
  5. Biodiesel
    Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang cukup baik sebagai pengganti solar yang berasal dari fraksi minyak bumi, hal ini disebabkan karena biodiesel merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena berasal dari minyak nabati dan hewani walaupun. Secara kimia, susunan biodiesel terdiri dari campuran mono-alkyl ester dan rantai panjang asam lemak, Biodiesel merupakan bahan bakar yang tidak memiliki kandungan berbahaya bila terlepas ke udara, karena sangat mudah untuk terurai secara alami. Dalam proses pembakarannya, bahan bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon monoksida serta hidrokarbon yang relatif rendah sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitar, hal ini lah yang membuat biodiesel memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar.
  6. Diesel Permorma Tinggi
    Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang berasal dari petroleum lainnya. Jenis bahan bakar telah mengalami proses peningkatan kualitas dari segi cetane number serta pengurangan kandungan sulfur sehingga lebih di anjurkan bagi mesin diesel sistem injeksi comonrail, untuk lebih jelasnya, sistem injeksi comonrail adalah sebuah tube bercabang yang terdapat di dalam mesin dengan katup injektor yang dikendalikan oleh komputer dimana masing-masing tube tersebut terdiri dari nozzle mekanis dan pulunger yang dikedalikan oleh selenoid serta actuator piezoelectric. Pada solar jenis ini memiliki jumlah bilangan cetane 53 serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm sehingga digolongkan sebagai diesel modern yang memiliki standar gas buang EURO 2.
Demikianlah pembahasan kita tentang defenisi bahan bakar diesel (solar) bahan bakar diesel, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca terutama yang memiliki hubungan langsung dengan industri migas. Apabila di dalam isi postingan ini terdapat penjelasan yang tidak sesuai dengan pemahaman anda silahkan diberi komentar di bawah komentar, Terimakasih.



Bahan Bakar Solar dan Pembakaran Motor Diesel


1.Sifat utama dari bahan bakar diesel
Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di distilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada temperatur 200 sampai 340. Sebagian besar solar digunakan untuk menggerkkan mesin diesel. Bahan bakar diesel mempunyai sifat utama sebagai berikut.

         Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau.
         Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal.
         Mempunyai titik nyala tinggi (40 C-100 C).
         Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.
         Mempunyai berat jenis 0,82-0,86.
         Menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg).
         Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dibanding bensin.

2.Syarat-syarat solar
Kualitas solar yang diperlukan sebagai berikut.

  Mudah terbakar
Waktu tertundanya pembakaran harus pendek/singkat sehingga engine mudah dihidupkan. Solar harus dapat memungkinkan engine bekerja lembut dengan sedikit knocking.
  Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku)
Solar harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga engine akan mudah dihidupkan dan berputar lembut.
  Daya Pelumasan
Solar juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel. Oleh jarena itu harus mempunyai sifat daya pelumas yang baik.
  Kekentalan
Solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan oleh injektor.
  Kandungan Sulfur
Sulfur merusak pemakaian komponen engine, dan kandungan sulfur solar harus sekecil mungkin.
  Stabil
Tidak berubah alam kualitas, tidak mudah larut selama disimpan.

3.Nomor Cetane(Cetane Number)

Nomor cetane atau tingkatan dari solar adalah satu cara untuk mengontrol bahan bakar solar dalam kemampuan untuk pencegah terjadinya knocking. Tingkatan yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik. Ada dua skala indek untuk mengontrol kemampuan solar untuk mencegah knocking dan mudah terbakar yaitu cetane index dan diesel index. Minimal tingkatan cetane yang dapat diterima untuk bahan bakar yang digunakan untuk engine diesel kecepatan tinggi umumnya 40-45.

Oleh karena, itu engine diesel perbandingan kompresinya (15:1-22:1) lebih tinggi daripada engine bensin(6:1-12:1) dan juga engine diesel dibuat dengan kontruksi yang jauh lebih kuat dari pada engine bensin.
Dibandingkan dengan engine bensin pada engine diesel mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Keuntungan :
1.      Engine diesel mempunyai efesiensi panas yang lebih besar. Hal ini berarti bahwa penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis dari pada engine bensin.
2.      Mesin diesel bisa lebih lama dan tidak memerlukan electric igniter. Hal ini berarti bahwa kemungkinan kesulitan lebih kecil daripada engine bensin.
3.      Momen pada engine diesel tidak berubah pada jenjang tingkat kecepatan yang luas. Hal ini berarti bahwa engine diesel  lebih fleksibel dan lebih mudah dioperasikan dari pada engine bensin(Hal inilah sebabnya engine diesel digunakan pada kendaraan-kendaraan yang besar).

Kerugian

1.      Tekanan pembakaran maksimum hampir dua engine bensin. Hal ini berarti bahwa suara dan getaran engine diesel lebih besar.
2.      Tekanan pembakarannya yang lebih tinggi, maka engine diesel harus dibuat dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan harus mempunyai struktur yang sangat. Hal ini berarti bahwa untuk daya kuda yang sama, engine diesel jauh lebih berat dari pada engine bensin dan biaya pembuatannya pun menjadi lebih mahal.
3.      Engine diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi. Dan ini berarti bahwa harganya lebih mahal dan memerlukan pemeliharaan yang lebih cermat dibanding dengan engine bensin.
4.      Engine diesel mempunyai perbandingan kompresi yang lebih tinggi dan membutuhkan gaya yang lebih besar untuk memutarnya. Oleh karena itu engine diesel memerlukan alat pemutar seperti motor stater dan baterai yang berkapasitas lebih besar.

Pada sistem bahan bakar engine diesel, feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang terdapat pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel sendimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar. Rakitan pompa injeksi terdiri dari pompa injeksi, governor, timer dan feed pump. Ada dua tipe pompa injeksi : tipe distributor dan tipe in-line. Dengan digerakkan oleh engine, pompa injeksi menekan bahan bakar dan mengalirkannya melalui delivery line ke injection nozzle, dan selanjutnya diinjeksikan ke dalam silinder menurut urutan pengapian.

Pompa injeksi
Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi engine dan digerakkan oleh crankshaff melalui timing gear atau sebuah timing belt.
Ada dua tipe pompa injeksi : tipe distributor dan tipe in-line.

1.Pompa Injeksi Tipe Distributor
Bahan bakar diesel dibersihkan oleh water sedimenter dan fuel filter dan ditekan ke rumah pompa injeksi oleh vane type feed pump yang mempunyai empat buah vane.
Bahan bakar melumasi komponen pompa pada saat mengalir ke pump plunger. Sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui overflow screw sambil mendinginkan bagian-bagian pompa yang dilewatinya.
Pump plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena bergeraknya drive shafft, camlate, tappet rollers, plunger spring dan bagian-bagian lain. Gerakkan bolak-balik plunger menaikkkan tekanan bahan bakar dan menekan bahan bakar melalui delivery valve ke injection nozzle. Mechanical governor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan dari nozzle dengan menggerakkan spill ring sehingga merubah saat akhir langkah efektif plunger. Fuel injection timing diatur oleh tekanan pengiriman dari feed pump. Posisi tapped roller diubah-ubah oleh timer untuk mengatur injection timing. Engine mati bila injeksi bahan bakar berakhir, pada saat starter switch off, arus yang mengalir ke fuel cut-off solenoid terputus dan saluran bahan bakar tertutup oleh solenoid plunger, akibatnya penginjeksian bahan bakar akan berhenti dan engine akan mati.

2.Pompa Injeksi Tipe In-Line
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan menekan bahan bakar yang telah disaring ole filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe in-line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan  jumlah silinder pada engine. Cara menggerakkan plunger sesuai dengan firing order engine. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivery valve memegang dua peranan penting  yaitu : mencegah aliran bahan bakar balik dari saluran bahan bakar balik dari saluran bahan bakar ke daerah plunger dan menghisap bahan bakar dari injection nozzle untuk menghentikan injeksi dengan cepat. Plunger dilumasi oleh bahan bakar diesel dan camshafft oleh minyak pelumas engine. Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control rack. Governor dibedakan dalam dua tipe yaitu : Simple mechanical centrifugal governor dan combined governor yang merupakan kombinasi antara pneumatic governor dengan mechanical centrifugal governor. Timing injeksi bahan bakar diatur oleh automatic centrifugal timer. Timer mengatur putaran camshaft. Engine akan mati jika control rack digerakkan kearah akhir bahan bakar.