PENYULINGAN/DISTILASI
(BUBBLE CUP
DESTILLATION COLOUMN)
I. TUJUAN
PERCOBAAN
1. Dapat menjalankan beberapa peralatan unit
distilasi dengan aman dan benar.
2.
Menghitung efisiensi pelat/tahap dari peralatan unit distilasi di
laboratorium Pilot Plant Politeknik.
3. Memperkirakan kebutuhan kukus (steam) sebagai catu kalor seoptimum
mungkin.
4. Mengetahui titik pengembunan dan titik
pengembunan bubble campuran.
II.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang
Digunakan
1.
Unit distilasi/penyulingan kolom bubble
cap
2.
Gelas Kimia
3.
Erlenmeyer
4.
Refractometer
5. Stopwatch
6.
Ember 15 L
Bahan yang
Digunakan
1. Ethanol teknis
± 10 liter
2. Air ± 30 liter
III. DASAR TEORI
Distilasi atau penyulingan adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan
uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Separasi atau pemisahan penyusunan atau komponen yang memiliki perbedaan
sifat ataupun kimiawi merupakan salah satu proses yang sering dijumpai pada
proses teknik kimia selain pencampuran,reformasi dll. Distilasi atau dijuga
dikenal penyulingan sebagai proses pemisahan bertujuan untuk meningkatkan
konsentrasi atau kemurnian satu atau lebih komponen, yang biasanya produk yang
bertitik lebih rendah atau yang disebut produk bawah dan bila terdiri dari
lebih satu komponen merupakan residu. Penggunaan pemanasan biasanya kukus
(steam) sangat besar pengarunya selain rancang bangun dan peralatan sendiri.
Destilasi adalah suatu metode pemisahan
Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu
dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair, kesetimbangan ini tergantung
pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena
yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi;
menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama
dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksi mol komponen yang menguap
dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan
cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih
suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer.
Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat
padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik
didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah
tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat
pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah
sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Secara umum proses yang terjadi pada destilasi
sederhana atau biasa yaitu :
1. Penguapan
komponen yang mudah menguap dari campuran dalam alat penguap
2. Pengeluaran
uap yang terbentuk melalui sebuah pipa uap yang lebar dan kosong tanpa
perpindahan
panas dan pemindahan massa yang disengaja atau dipaksakan yang dapat
menyebabkan
kondensat mengalir kembali ke lat penguap.
3. Jika perlu,
tetes-tetes cairan yang sukar menguap yang ikut terbawa dalam uap
dipisahkan
dengan bantuan siklon dan disalurkan kembali kedalam alat penguap.
4. Kondensasi
uap dalam sebuah kondensor
5. Pendingin
lanjut dari destilat panas dalam sebuah alat pendingin
6. Penampungan
destilat dalam sebuah bejana
7. Pengeluaran
residu dari alat penguap
8. Pendinginan
lanjut dari residu yang dikeluarkan Penampungan residu dalam sebuah
bejana.
Destilasi
merupakan cara yang penting untuk melakukan pemisahan campuran atau senyawa
dalam skala besar. Dari pencampuran air dan penerimaan uap dalam sebuah
pemisahan campuran, molekul dalam gerakan tetap dan cenderung lepas dari
permukaan fase uap. Dalam temperatur yang tepat, pelarian fenomena akan
dilanjutkan ke kotak campuran yang dibatasi dengan uap basah. Destilasi ini
dikatakan normal karena tekanan campuran yang telah dipisahkan, tekanannya sama
dengan tekanan udara luar yang besarnya adalah satu atm. Destilasi normal
digunakan untuk memisahkan campuran volatil dari bahan yang tidak volatil. Itu
dibuat dari cairan yang mendidih dan uap yang disimpan di dalam sebuah penerima
hasil destilasi yang telah siap dilanjutkan dalam kotak pemisah. Pengaruh dari
penambahan kolom fraksinasi akan mempersingkat beberapa pekerjaan pemisah dari
distilasi biasa hanya menjadi satu pekerjaan. Proses distilasi berlangsung
dimana uap cairan akan menjadi cairan di dalam kondensor pendingin. Cairan yang
menjadi uap merupakan senyawa murni yang terpisah dari campurannya dan dari zat
pengkotamin atau penyetor. Jika semua cairan sudah terpisah maka terdapat
residu yang bersifat padatan. Hasil distilasi disebut distilat.
Distilasi tergantung pada temperatur
zatnya, beberapa molekul zat cair memiliki energi yang cukup untuk diubah dan
membuat suatu tekanan uap. Kecendrungan untuk penguapan menjadi lebih besar
karena energi kinetik yang ditambah dari kenaikan temperatur. Ketika suatu
cairan dipanaskan sampai tekanan uapnya sama dengan atmosfer lingkungan cairan
yang mendidih, maka hal ini disebut titik didih. Besarnya perbedaan titik didih
beberapa senyawa berbanding lurus dengan tingkat kemudahan pemisahannya.
Semakin besar perbedaan titik didih akan semakin mudah pula pemisahan senyawa
tersebut. Dan sebaliknya, apabila perbedaan titik didih kecil maka akan semakin
sulit pula pemisahan senyawa tersebut.
Proses
destilasi bisa dikerjakan dalam satu langkah menggunakan sebuah kolom
fractionating antara botol destilasi dan alat kondensor. Salah satu tipe dari
kolom adalah pipa vertikal panjang yang sederhana dengan gelas embun atau
material lembam lainnya. Sebuah tipe fractionating setelah mendestilasi sebuah
cairan bisa dilanjutkan. Kondensasi dan penguapan diulangi beberapa kali
sebelum air bereaksi di kkondensor atau alat pendingin, akibatnya komponen
terpisah dalam jumlah yang besar dari larutannya. Proses ini disebut destilasi
fraksinasi.
Untuk menggambarkan perbedaan ciri khas
di antara sebuah zat dan sebuah larutan dilakukan dengan menguji dua cairan
homogen sehingga berubah sifatnya menjadi gas oleh pemanasan dan kemudian
didinginkan. Proses inilah yang disebut destilasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
waktu proses distilasi :
1. Termometer,
Termometer tidak boleh dimasukan sampai mendekati/mengenai larutan, tetapi
hanya diatas permukaan.
2. Disetiap
terjadinya kenaikan suhu uap lakukan penggantian wadah penampung distilat.
Destilasi dapat dikategorikan ke dalam
beberapa jenis diantaranya yaitu :
1. Distilasi
berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distilasi
kontinyu
b. Distilasi
batch
2. Berdasarkan
basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
a.
Distilasi atmosferis
b.
Distilasi vakum
c.
Distilasi tekanan
3. Berdasarkan
komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Destilasi
system biner
b. Destilasi
system multi komponen
4. Berdasarkan
system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Single-stage
Distillation
b. Multi
stage Distillation
Selain pembagian destilasi, dalam
referensi lain menyebutkan macam – macam
destilasi,
yaitu :
- Destilasi
sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar
pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu
komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
Gambar 1. Alat
Destilasi Sederhana
Gambar di atas merupakan alat destilasi
atau yang disebut destilator. Yang terdiri dari thermometer, labu didih, steel
head, pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat. Thermometer Biasanya
digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses
destilasi berlangsung. Seringnya thermometer yang digunakan harus memenuhi
syarat:
a. Berskala
suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan
pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar
dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat
suatu, campuran zat cair yang akan didestilasi .
Steel head berfungsi sebagai penyalur
uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu
destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki 2
celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil
reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air
yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa
lebih lama mengalami
kontak
dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih
sempurna. Penampung destilat bisa berupa erlenmeyer, labu ataupun tabung reaksi
tergantung pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangasataupun
mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.
-
Destilasi bertingkat (
fraksional )
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih
kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
memisahkan komponenkomponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom
ini terjadi pemanasan secara
bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda
ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
-
Destilasi uap
Distilasi uap digunakan pada campuran
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi
uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang
fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di
bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi
uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua
temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap
adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari
eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke
dalam campuran
dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
-
Destilasi vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika
senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat
terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang
memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan
pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini
-
Distilasi Azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua
atau lebih komponen yang sulit dipisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi.
-
Refluks / Destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam
macam –macam destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks
dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan
mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa
organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya
pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena
itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap
jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks. Fungsi refluks, adalah
memperbesar L/V di enriching section, sehingga mengurangi jumlah equibrium
stage yang diperlukan untuk product quality yang ditentukan, atau, dengan
jumlah stage yang sama, akan menghasilkan product quality yang lebih baik
dengan menggandakan kontak kembali antara cairan dan uap agar panas yang
digunakan efisien. Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam-macam
destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat
reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada.
Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran
reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan
baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya
dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan
secara refluks.
1. ATURAN FASA DAN HUKUM RAOULT
Seperti pada system gas dan cair dibatasi oleh aturan fasa. Untuk campuran
biner (bayangan biner (pseudobinary)) terdapat dua pesusun, A dan B ; pesusun A lebih mudah teruapkan
dibandingkan B, fasa yang diberikan persamaan :
F =C-P +2 (1)
Dalam hal ini P adalah jumlah derajat kebebasan system, maka diperoleh
harga F adalah 2 (“mengacu pada Geankoplis, Transport Processes and Unit
Operation; hal 574 pers.10.2-1 atau Mccabe,Smith, Unit Operation of Chemical
Eng (Neering, hal 450).
Dengan empat perubahan suhu, tekanan, fraksi A dalam fase uap dan XA dalam
fase cair. Fraksi-fraksi B dapat dicari jika YA atau XA
diketahui, karena YA + YB = 1,0 dan XA + XB
= 1,0. Jika tekanan ditentukan , suhu dan susunan uap menyesuaikan dengan
sendirinya.
Dengan hukum Raoult, sebagai hukum ideal, fase uap-cair pada kesetimbangan
dapat ditentukan.
PA= PAXA (2)
Pada persamaan 2, PA adalah tekanan parsial uap A alam satuan Pa
(atm). PA adalah tekanan total uap Pa (atm) dan XA adalah
fraksi mol A dalam fase cair. Untuk system dengan larutan ideal atau tidak
ideal mengikuti hokum Hendry dalam larutan yang en
A = pesusun yang lebih mudah
teruapkan
B = pesusun yang lebih sukar
teruapkan
Jika larutan campuran biner dengan pesusun A dan B mematuhi hokum raoult,
maka diagram tiitk didih daoat dicari dengan menggunakan persamaan-persamaan
berikut :
PA
= PAXA PB
= PB (1-XA) (3)
PA
= P YA PB
= P (1-YA) (4)
PAPB = P (5)
PAXA +PB (1-XA)
= P (6)
XA = (P-PB)/( PA -
PB ) (7)
YA = PA / P = PA
XA / P (8)
Selain penenrapan hukum Raoult telah
dikerjakan di atas suatu besaran keteruapan nisbi (α) , juga sering digunaan
untuk memperoleh data kesetimbangan X dan Y. Untuk sistem biner teruapkan nisbi
pesusun A terhadap pesusun B dalam campurannya adalah :
Keteruapan nisbi , α AB
= keteruapan A / keteruapan B
Keteruapan A = ( YA/XA
)
Keteruapan B = ( 1 – YA )
/ ( 1 –XA )
Sehingga di
perloeh :
αAB = {(YA/XA)/(1– YA)/(1-XA)}=YA(1–XA)/(1–YA) (9)
αAB XA(1–YA)=YA(1–XA) (10)
YA = αABXA/{1+XA(αΑB–1)} (11)
Keteruapan nisbi ini sangat berguna dan dapat diterapkan jika harganya tetap,
karena tidak bergantung pada keadaan cairan pada tekanan tertentu walaupun
tetap ada kemungkinan bergeser sedikit perubahan konsentrasi.
Untuk campuran ideal :
αAB=(YA/XA)/(YB/ XB) (12)
αAB = PA/PB (13)
Harga PA/PB ini hamper selalu tetap pada rentang αx =
0 sampai dengan X = 1,0 , jika harga αAB lebih besar dan pada 1,0
pemisahan baru mungkin terjadi. Dan apabila system biner mematuhi Hukum Raoult
atau bertingkah laku ideal , penyimpangan αAB sangat kecil terhadap
rentang konsentrasi yang besar pada tekanan total tetap.
2. DISTILASI
BERKESINAMBUNGAN (FRAKSIONASI )
Macam – macam cara distilasi serta teori dan
kaidah – kaidahnya banyak di jumpai pada berbagai buku acuan untuk teknik
kimia. Distilasi berkesinambungan atau yang dikenal sebagai seperti unit
distilasi yanga ada pada laboratorium JJurusan Teknik Kimia politeknik Negeri
Sriwijaya ,merupakan jenis distilasi yang paling sering dijumapai dan digunakan oleh industri –
industri kimia. Dengan cara memperbanyak tahap permukaan bidang sentuh antar
fase sepanjang kolom , pemisahan yang dilakukan akan jauh lebih baik disbanding
operasi dengan tahap tunggal. Fraksionasi itu sendiri berlangsung di dalam
kolom fraksionasi , sebuah silinder tegak di dalamnya dilengkapi baik unggunan
atau sekat yang rapat untuk memacu persentuhan antar fase cair dan fase uap.
Umpan pada tahap awal pengumpanan berwujud cair
dimasukkan ke dalam kolom terletak pada pertengahan ke atas kolom. Produk atau
serahan atas yang kaya akan penyusun yang lebih mudah teruapkan diperoleh pada
atas kolom dan produk yang kaya penyusun yang sukar teruapkan yang diperoleh
pada dasar kolom. Bagian kolom di atas titik pengumpanan disebut bagian
peningkatan (rectifying section or
enriching section), sedangkan bagian kolom di bawah titik pengumpanan
disebut bagian peluruhan (stripping
section or exhausting section). Fasa uap dihasilkan oleh kerja penangas
ulang yang terletak pada bagian dasar kolom. Fasa cair di dalam bagian
peningkatan dihasilkan oleh kerja pendingin yang terletak dekat bagian atas
kolom tempat panas yang menyertai proses.
Pada setiap sekat atau pelat (plate) di dalam kolom uap bersentuhan
dengan cairan dan massa dipertukarkan; yaitu massa pesusun yang lebih sukar
teruapkan dipindahkan dan fasa cair ke fasa uap. Jadi melaju turun sepanjang
kolom dengan segera kaya akan pesusun yang lebih sukar teruapkan yang bertitik
didih lebih tinggi, sedangkan uap akan melaju naik sepanjang badan kolom dan
segera kaya akan pesusun yang lebih mudah teruapkan yang bertitik didih lebih
rendah. Di sini tampak terjadi penurunan suhu sepanjang kolom dari bawah ke
atas yang berakibat terjadi pengembunan sebelum campuran uap mencapai atas
kolom dan pendingin; tentu saja bertitik embun lebih tinggi akan terembunkan
terlebih dahulu.
3. NERACA MASSA DAN NERACA PANAS
DALAM PERHITUNGAN
Tata nama
yang akan digunakan dalam perhitungan :
F, D, W laju umpan (feed), serahan atas (top
product), serahan bawah (bottom
product) dalam satuan massa atau mol per satuan waktu.
ZF,
XO, XW fraksi
pesusun yang lebih mudah teruapkan dalam umpan, serahan atas dan serahan bawah
dalam fraksi mol.
L, V laju molar cairan dan
uap di dalam kolom.
X, Y fraksi mol penyusun
yang lebih mudah teruapkan dalam fasa cair dan fasa uap.
HL, HV energi
dalam satuan enthalpi molar fasa cair dan fasa uap
4.
GRAFIK FRAKSI MOL SOLUTE DI UAP vs
CAIR
Penentuan atau jumlah banyaknya sekat secara teori McCabe-Thiele
Persamaan kesetimbangan massa pesusun atau komponen seluruh kolom
Persamaan
dasar:
F=D+W
(14)
Dengan
pertimbangan komponen mudah teruapkan (Aseton/Ethylene/Glycol)
Fxf =Dxd+Wxw (15)
Fxf=Dxd+(F-D)xw (16)
D= F[xf-xw]/[xd-xw]
(17)
Sedangkan neraca kalor untuk keseluruhan sistem dapat dituliskan sebagai
berikut :
F GF + qR = D H0
+ W HW +qC + qL (19)
Dimana qR, qC, dan qL
adalah masing-masing kalor yang dilepas atau diterima oleh pemanas dan
pendingin
Pada bagian
peningkatan atau Enrichment
Dilihat pada bagian diatas jalur sekat umpan masuk (di bawah Kondensor)
Vn+1 = Ln + D (20)
untuk komponen yang mudah teruapkan
Vn+1 . Yn+1 = L N XD +D
XD (21)
Didapatkan GARIS OPERASI ATAS dengan persamaan garis lurus
Yn+1 =
(Ln /Vn+1) Xn + D XD /Vn+1 (22)
Karena Vn+1
= Ln + D, dan Ln /Vn+1 = R/R + 1 dan diasumsikan Yn+1 = Yn dimana R adalah rasio refluks berharga tetap.
Didapatkan persamaan serupa untuk GARIS OPERASI ATAS
Yn+1=(R/R+1)Xn+XP/(R+1) (23)
Gradien (m) = Ln /Vn+1 = (R+1) dan melalui titik (XP
/(R+1); 0)
Untuk Bagian
Pelurusan (Stripping)
Dilihat pada bagian kolom di bawah jalur sekat masuk umpan (di atas Reboiler)
Vm+1 = Lm – W (24)
Untuk komponen yang mudah teruapkan
Vm+1
. Ym+1 = Lm
Xm – W XW (25)
Vm+1
. Lm / Vm+1
Xm – W/Vm+1 XW (26)
Didapatkan
GARIS OPERASI BAWAH dengan persamaan garis lurus dengan gradien (m) = Lm Vm+1
dan melalui titik (0; W/Vm+1 XW) atau (Lm/W
XW; 0) atau (xW; xW)
TITIK
PERPOTONGAN GARIS OPERASI ATAS & GARIS OPERASI BAWAH (q)
Perpotongan
dianggap di titik [xq; yq]
Dimana L
adalah cairan dari refluks dan V adalah uap yang akan terkondensasi. Neraca
massa komponen yang mudah teruapkan :
VnYq = LnXq + DXD (27)
dan
VmYq = LmXq + WXw (28)
Dengan
pengurangan didapatkan
Yq [Vm-Vn]= [Lm-Ln] Xq – [DXD+WXw] (29)
Neraca massa
pada sekat atau pelat pengumpanan :
F + Ln + Vm = Lm + Vn (30)
Vm Vn = Lm LnF (31)
Dimana Hf
adalah enthalpy 1 mol dan umpan pada temperature umpan Tf (TR 13) (jika dibawah
titik didih ) yang akan dinaikkan ke Hft (enthalpy umpan pada titik didihnya)
yang berarti kalor harus diberikan untuk dijadikan umpan pada titik didih
adalah :
F (Hfs
– Hf)/ λ, dimana λ adalah panas laten molar dari uap.
Didapat
persamaan untuk cairan dan refluks, L
Lm = Ln
+ F + F (Hfs – Hf)/λ
= Ln + F [(λ
+ Hfs – Hf)/λ]
= Ln + qF (32)
dimana q
adalah kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 mol umpan kalor laten molar
dari umpan
dari
persamaan (r)
Vm – Vn = qF – F (33)
Neraca massa
dari komponen yang mudah teruapkan
F ( q-1) yq = qFxq – Fxf
Yq = (q / (q – 1)) Xq – (Xf / (q – 1))
Persamaan ini
dikenal garis – q, jika Xq = Xf maka yq
= Xf
Gradient
garis adalah q/(q-1) melalui titik (Xf,Xf) dan jika yq = 0 maka Xq =Xf/q dan
garis q dapat dengan mudah melalui dua titik.
Sifat atau
karakteristik alami dan umpan menentukan q :
a. Umpan
cair dingin dibawah titik didih q>1
b. Umpan pada
titik didih q=1
c. Umpan
sebagian dalam bentuk uap 0<q<1
d. Umpan dalam
keadaan uap jenuh q=0
e. Umpan
dalam keadaan uap terpanas lanjut q<0
Perubahan dan gradien pada garis – q karena perbedaan q akan mengubah
konsentrasi dari liquid pada perpotongan garis operasi dengan rasio refluks
tertentu. Yang berarti juga perubahan pada jumlah pelat teoritis.
Perhitungan Jumlah Tahap / Sekat / Pelat Pada Proses Refluks Total
Bila diingin keadaan produk (dalam hal ini
konsentrasi atau fraksi mol) baik atas maupun bawah dapat diperkirakan dengan
menerapkan metode Fenke sebagai berikut. Selama proses tidak ada pengambilan
produk (hanya sampel) baik atas maupun bawah dengan kata lain D = 0, W = 0 dan
L = V sehingga :
Dari persamaan (I) didapatkan
Yn = xn + 1
Dan persamaan (m) didapatkan
Ym = Xm + 1
Pertimbangkan dua komponen a dan bpada konsentrasi atau fraksi mol
campuran ditangki tampung (t) adalah xta dan xtb. Sehingga pada sekat pertama
didapat komposisi sebagai berikut :
Sekat 1 [Xa/Xb]1
= [ya/yb]t = αt [Xa/Xb]t
Sekat 2 [Xa/Xb]2
= [ya/yb]t = αt [Xa/Xb]1
= α1 α2 [Xa/Xb]t
Sekat n [Xa/Xb]n
= [y2/yb]n-1 = α1 α2 α3…αn-1 αt [Xa/Xb]t
[Xa/Xb]n
= αn rata [xa/xb]t
Dimana α = volatilitas/ kepenguapan relative = {(PaXb)/(XaPb)}
rata-rata =
volaritas rata rata komponen a-b
pengembunan
yang terjadi pada kondenser digambarkan sebagai berikut :
n = jumlah
sekat/pelat/tahap termasuk tahap reboiler yang dibutuhkan
d
= produk atas ; t = dianggap produk bawah/dalam tangki
(lakukan
proses ini setelah menit ke130)
Berikut data
dari Perry’s Chem.Eng.Handbook bab 13 “Distilation”
Data kesetimbangan
Cair-Uap pada tekanan konstan untuk beberapa campuran biner.
IV. LANGKAH KERJA
Yang Perlu Diperhatikan
·
Pipa kukus
panas (gunakan sarung tangan tahan panas)
·
Banyak uap
alkohol (mudah terbakar dan karsinogen)
·
Peralatan
mudah pecah (gelas dan elektronik)
·
Lingkungan
banyak looose nutsl / screws dan bahan kimia (jas lab/up roll)
Langkah Kerja
1. Membuka katup-katup air pendingin (sebagai
Standart Operation Procedur)
2.
Memasukkan
umpan ± 40 Lt etanol teknis baru (hasil distilasi produk atas percobaan sebelumnya) ke dalam labu penampung distilat
dingin (untuk sementara dipakai sebagai penampung umpan)
3.
Menambahkan
ke dalam labu penampung tersebut ± 100 Lt air (penambahan sedikit benzene dapat dilakukan/optional)
4.
Menutup dan
memeriksa saluran pelepasan tekanan kolom dan tangki tampung tidak tersumbat (the flexibel hose)
Pada Panel Pengendali
1. Membuka katup udara tekan, memutar switch utama
(merah) ke angka 1 (on), pada pengendali elektronik.
2.
Menekan
tombol 8 padda kedua pengendali tersebut untuk menghentikan tampilan 4 berkedip-kedip.
Untuk Mengalirkan Air Pendingin di Kondensor
1. Pada pengendali TRC-3, menekan tombol 8 sehingga
lampu warna hijau didekatnya (SP-W) menyala, disusul dengan menekan tombol 13 hingga lampu
warna hijau didekatnya menyala.
2.
Menekan atau mengatur tombol 12.1 dan 12.2 untuk mendapatkan angka (temperatur air pendingin diinginkan) ± 15
(± 50C dibawah temperatur air biasa) pada tampilan 4.
3.
Menekan tombol 8 sampai lampu merah didekatnya (PV-X) menyala, pada tampilan 4
menunjukkan temperatur sebenarnya dan air pendingin.
4.
Mematikan lampu dekat tombol 13 dengan menekan tombol 13 (supaya temperatur yang
diset tersebut tidak berubah).
5. Mematikan atau meneka tombol 10 warna kunig
(manual) bila menyala.
Untuk Dapat Membuka Katup Kukus di Reboiler
1. Pada pengendalian lain (PIC-12), menekan tombol
8 sampai lampu hijau didekatnya (SP-W) menyala. Disusul tekan tombol 13 sampai
lampu hijau didekatnya menyala
2.
Menekan atau
mengatur tombol 12.1 dan 12.2 untuk mendapatkan angka (perbedaan tekanan dalam
kolom yang diinginkan) ± 0,5 Bar pada tampilan 4.
3.
Menekan
tombol 8 sampai lampu merah didekatnya (PV-X) menyala, pada tampilan 4
menunjukkan perbedaan tekanan yang sebenarnya pada tampilan 4.
4.
Mematikan
lampu dekat tombol 13 dengan menekan tombol 13 (supaya temperatur yang diset
tersebut tidak berubah)
5.
Mematikan
atau menekan tombol 10 warna kuning (manual) bila dalam keadaan menyala,
sekarang beroperasi pada keadaan otomatis
6.
Memasukkan
atau setting parameter dan struktur switch baik TRC-3 atau PIC-12 oleh
instruktur atau pengajar.
7. Menekan tombol 8 terus sampai pada tampilan 6
menunjukkan “PS”, menekan tombol 12.1 sampai pada tampilan menunjukkan “Par”
(pemasukkan data parameter) atau “Str” (struktur switch)
Dengan tombol 5.1 & 5.2
|
12.1 & 12.2
|
Dengan tombol 5.1 & 5.2
|
12.1 & 12.2
|
Ket
|
||
Tamp
(6)
|
Parameter
|
Tamp
(4)
|
Tamp
(6)
|
Parameter
|
Tamp
(4)
|
|
Uu
cP
in
tu
tF
tS
ty
t-
LA
|
Dereactive gain
Prop. Gain
Reser / integral
Waktu derivative
Konstanta filter
Waktu naik set
Waktu posisi kt
Periode output
Awal skala
|
2.0
20.0
9000
Off
Off
Off
60
60
|
SA
SE
SS
A2
A1
A
yA
yE
yS
|
Batas awal
Batas akhir
Batas aman
Batas min.alrm
Batas max.alrm
Ambang proses
Awal output
Akhir output
Output aman
|
-5
105
0.0
-5.0
5.0
0.0
-5.0
105.0
0.0
|
Untuk
pengaturan struktur “switch” yang perlu diperhatikan.
Dengan tombol 5.1 & 5.2
|
12.1 & 12.2
|
Dengan tombol 5.1 & 5.2
|
12.1 & 12.2
|
Ket
|
||
Tamp
(6)
|
Parameter
|
Tamp
(4)
|
Tamp
(6)
|
Parameter
|
Tamp
(4)
|
|
S1
S2
S3
|
Output K
Frekuensi listrik
Sinyal masuk
|
0
0
0
|
S1
S30
S31 |
Tipe alamat
Model manual
Perubahan auto
|
-3
2
0
|
Proses Pemanasan
1. Menekan tombol hijau pada pompa umpan [P2] dan mengatur laju
alir 150 lt/jam hingga umpan masuk ke preheater,
2.
Membuka katup
kukus [steam] ke arah pemanas mula [preheater](Katup kukus ke arah Reboiler/FFE masih tertutup),
diperkirakan tidak sampai terlalu besar tapi sudah mendidih [teperatur umpan
masuk 75 – 85 oC
3.
Memperhatikan
angan sampai pemanas mulai/ preheater dalam keadaan kosong/tanpa umpan selama
masih ada pemanas/kukus
4.
Memulai
stopwatch sebagai t=0
5.
Setelah 5 –
10 menit mengambil pembacaan [sudah ada umpan di tangki “sump”] (1) Laju dan
(2) Temperatur umpan masuk dan preheater, TR 13 [pada rekorder di panel], (3)
Produk atas [distilat panas] bila sudah (melalui V1) bila sudah ada dan (4)
produk bawah (melalui V3 dengn V4 terbuka dan V5 tertutup) cukup. Menutup katup
ke rah pendingin bawah V4 juga V3 dan membka katup Vs
6.
Menekan dan menyalakan pompa “sump”/
menampung P3, mengatur laju 400 lt/jam pada F128
7.
Membuka katup
kukus yang menuju Reboiler/FFE 3-4 putaran
8.
Mengambil
data temperatur umpan masuk dan Reboiler [T 124 pada termometer lokal] setelah
interval 30 menit
9.
Setelah
didapatkan distilat cukup banyak [mengisi ¾ isi tangki distilat panas diatas kira-kira
1 – 1,5 jm], menyalakan pompa distilat P1 dan mengatur refluk dengan
perbandingan refluk dan produk atas 1:1
10. Mencatat laju refluk, produk atas, produk bawah
[bila memang diambil] dan laju umpan [laju di Reboiler dan dianggap masuk ke
sekat pelat 1]
11. Setelah umpan habis, mematikan /mentup katup
kukus ke pemanas mula/ Preheater dan mematikan pompa umpan P2
12. Mematikan pompa distilat P1 bila distilat panas
telah habis.
Penghentian Proses
1.
Menutup
katup-katup manual kukus (baik ke Preheater (sudah harus tertutup) maupun ke
Reboiler) menggunakan sarung tangan,
2.
Menekan atau
menyalakan tombol warna kuning (manual) sampai lampu didekatnya menyala pada
pengedah PIC-12,
3.
Menekan
tombol 5.1 sampai tampilan 6 di dekatnya (OUT-Y)
menunjukkan angka 9.
4.
Mematikan pompa
distilat P1 dan pompa tampung atau sump P2
5.
Ada panel
pengendali, mematikan switch tekanan (hitam) dan switch utama (merah) ke 0 (off).
Tutup katup udara tekan
Berikut gambar atau diagram alir proses dan
pengendalian secara sederhana (lokasi laboratorium Pilot Plant Jurusan Teknik
Kimia Politeknik)
V.
DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data Temperatur
Waktu(menit)
|
t1
|
t2
|
t3
|
t4
|
t5
|
t6
|
0
|
29,8
|
29,7
|
128,9
|
29,7
|
29,5
|
29,5
|
5
|
30
|
30
|
108,7
|
30,8
|
29,7
|
29,9
|
10
|
30,2
|
30,4
|
94,5
|
31,3
|
30
|
30,5
|
15
|
30,4
|
30,8
|
74,4
|
33,4
|
99,7
|
33,4
|
20
|
30,5
|
31,0
|
63,9
|
44,9
|
103,6
|
44,9
|
25
|
30,7
|
31,2
|
98,7
|
56,3
|
105,5
|
56,6
|
Tabel 2. Data Temperatur
TR
|
Temperatur (oC)
|
|
30 menit
|
40 menit
|
|
1
7
8
9
10
13
21
23
26
|
30,3
30
32
30
30
102,4
101,3
106,6
102,3
|
32,9
32,1
35
32
31,5
102,2
102,5
106,2
102,7
|
VI. PERHITUNGAN
Perhitungan Neraca Massa
Untuk t = 30 menit
komponen etanol:
XF = 0,3004
XD = 0,5023
XB = 0,2406
Asumsi densitas umpan campuran 40 L
etanol dan 100 L air adalah 0,924 gr/ml maka besarnya massa umpan dapat
ditentukan sebagai berikut
F = 140000 ml x 0,924 gr/ml = 129360 gr
Neraca massa
total : F = D + B B = F - D
Neraca massa
komponen etanol : F XF = D XD + B XB
F XF = D XD + (F – D) XB
F(XF - XB ) = D (XD
- XB )
Apabila dianggap distilat adalah produk murni etanol dengan densitas 0,79 gr/ml maka
Untuk t = 40 menit
Karena proses dianggap kontinyu maka komponen etanol:
XF = 0,2406 (bottom product run 30 menit)
XD = 0,5520
XB =
0,2315
Asumsi densitas
umpan adalah sama seperti umpan awal
yaitu 0,924 gr/ml maka besarnya massa umpan dapat ditentukan sebagai berikut
F = 102582,9 ml x 0,924 gr/ml = 94786,6 gr
VII. ANALISIS PERCOBAAN
Distilasi merupakan proses pemisahan yang bsifat homogen. Pemisahan
tersebut didasarkan pada perbedaan titik didih (volatilitas) diantara kedua
komponen atau lebih untuk meningkatkan konsentrasi komponen tersebut. Sehingga
komponen yang memiliki titik didih lebih ringan akan terpisah terlebih dahulu
dengan menguap dan menjadi produk atas.
Praktikum distilasi yang dilakukan merupakan praktikum skala pilot plant
dimana skala tersebut merupakan peralihan dari skala laboratorium menuju skala
industri. Beberapa hal yang membedakan antara distilasi sederhana dengana
distilasi skala pilot plant yaitu pada skala pilot plant terdapat pengendali
yang berada pada control panel dan juga sistem yang dilakukan oleh distilasi
skala pilo plant adalah sistem kontinyu. Sedangkan pada distilasi sederhana
skala laboratorium, tidak ada panel pengendali (panel control) yang dapat
mengendalikan alat dari kejauhan dan juga tidak terdapat lagi blok diagram.
Jenis distilasi yang ada di laboratorium pilot plant adalah jenis distilasi
fraksionasi dimana pemisahannya dengan cara memperbanyak permukaan bidang
sentuh antar fasa sepanjang kolom. Pemisahan yang dihasilkan akan jauh lebih
baik dibanding dengan distilasi tunggal.
Umpan pada tahap awal penguapan berwujud cair dimasukkan ke dalam kolom
terletak pada pertangahan ke atas kolom. Produk atau serahan atas yang kaya
akan pesusun yang lebih mudah teruapkan yang diperoleh pada dasar kolom. Bagian
kolom diatas titik pengumpanan disebut bagian peningkatan, sedangkan bagian
kolom dibawah titik pengumpanan disebut bagian peluruhan. Fasa uap yang
dihasilkan oleh kerja penangas ulang yang terletak pada bagian dasar kolom.
Fasa cair didalam bagian peningkatan dihasilkanoleh kerja pendingin yang
terletak dekat bagian atas kolom tempat panas yang menyertai proses.
Pada setiap sekat/pelat di dalam kolom uap bersentuhan dengan cairan dan
massa dipertukarkan. Tampak terjadi penurunan suhu sepanjang kolom dan bawah
keatas yang berakibat terjadi pengembunan sebelum campuran uap mencapai atas
kolom dan pendinginan.
VIII.
KESIMPULAN
1. Distilasi adalah suatu proses pemisahan yang homogen yang bertujuan untuk
meningkatkan konsentrasi satu atau lebih komponen.
2. Sektor distilasi skala pilot plant adalah sektor umpan, sektor zat yang
akan dipanaskan, sektor laju pemanas, sektor pemisahan, sektor pendinginan dan
sektor panel kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2012. Penuntun
Praktikum Pilot Plant. Jurusan Teknik Kimia. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya
GAMBAR ALAT
Destilasi
No comments:
Post a Comment