Sunday, 18 February 2018

PERPINDAHAN PANAS RADIASI


PERPINDAHAN PANAS RADIASI

            Modus ketiga dalam perpindahan panas adalah radiasi atau pancaran atau sinaran termal. Radiasi termal adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarakan oleh suatu benda karena suhunya. Banyak proses dalam industri seperti pemanasan, pendinginan dan pengeringan berlangsung dengan perpindahan panas secara pancaran termasuk pembakaran minyak hidrokarbon dan tenaga pancaran dari matahari.
            Radiasi selalu merambat dengan kecepatan cahaya, 3 x 1010 cm/s. Kecepatan ini sama dengan hasil perkalian panjang gelombang dengan frekuensi radiasi :
                                    c = λ v                                                             ....................... (1)
Dimana :       c     = kecepatan cahaya
                     λ     = panjang gelombang dalam μm atau Ǻ (1 Ǻ = 10-8 cm)
                     v     = frekuensi
Radiasi termal terletak dalam rentang panjang gelombang antara kira – kira 0,1 sampai 100 μm.
            Perambatan radiasi termal berlangsung dalam bentuk kuantum dan setiap kuantum mengandung energi sebesar
                                    E = h v                                                .......................(2)
Dimana :       h     = konstanta Planck, 6,625 x 10-34 J.s
Setiap kuantum dianggap sebagai suatu partikel yang mempunyai energi, massa dan momentum seperti molekul gas sehingga pada hakekatnya radiasi dapat digambarkan sebagai gas foton yang mengalir dari satu tempat ke tempat lain.
            Dengan teori relatifitas dan thermodinamika statistik maka akan diperoleh suatu rumus yang disebut Hukum Stefan-Boltzman dimana energi total yang dipancarkan oleh suatu benda sebanding dengan pangkat empat suhu absolut :
                                    Eb = σ T4                                             ...................... (3)
Dimana :       Eb   = daya emisi (emissive power) benda hitam
 Yaitu energi yang dipancarkan (diradiasikan) per satuan waktu per satuan luas, W/m2
                     σ     = Konstanta stefan Boltzman, 5,669 x 10-8 W/m2K4 (0,1714 x 10-8 Btu/hr.ft2oR4
                     T     = suhu absolut, K
                     b     = blackbody (benda hitam)
Subskrip b menunjukkan radiasi dari benda hitam. Benda hitam adalah benda yang memenuhi hukum Stefan Boltzman yang tidak dapat memantulkan atau meneruskan sinar sehingga kelihatan hitam di mata orang. Juga benda yang menyerap seluruh radiasi yang menimpanya.
            Sifat – sifat banda hitam :
1.        Sebuah benda hitam akan mengabsorpsi semua panas radiasi yang mengenainya, tidak membedakan panjang gelombang dan arah datangnya panas
2.        Tidak ada benda lain yang dapat memancarkan panas lebih besar dari sebuah benda hitam pada suhu yang sama
3.        Meskipun panas yang dipancarkan oleh benda hitam merupakan fungsi dari panjang gelombang dan suhu, tetapi panas dipancarkan ke segala arah, sehingga benda hitam dapat disebut juga suatu pemancar panas difus (ke segala arah).

1.        SIFAT – SIFAT RADIASI
            Jika suatu energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian dari radiasi itu dipantulkan (refleksi), sebagaian diserap (absorpsi) dan sebagian lagi diteruskan (transmisi) seperti terlihat pada gambar 1
Gambar 1. Sifat – sifat benda yang menerima energi radiasi

ρ     = faktor refleksi (refleksivitas)
α     = faktor absorpsi (absorpsivitas)
τ      = faktor transmisi (transmisivitas)
maka,
Kebanyakan benda padat tidak meneruskan radiasi termal sehingga hargaa transmisivitas τ = 0, sehingga
                                     ρ + α = 1
Sifat – sifat radiasi benda,
a.         Benda yanng sifatnya dapat menyerap energi yang datang seluruhnya (100%) disebut benda hitam (blackbody)
                     ρ = 0             α = 1
Emisi benda hitam, ԑ = 1
                     ԑ = α = 1
b.        Benda yang dapat memantulakn energi yang datang 100% disebut benda putih sempurna (absolutely white)
                     ρ = 1             α = 0
c.         Benda yang diantara black body dan white body disebut benda abu – abu (grey body)
                     0 < ԑ < 1

2.        IDENTITAS KIRCHHOFF
            Daya emisi suatu benda (E) ialah energi yang dipancarkan oleh sebuah benda per satuan luas per satuan waktu.
            Sedangkan emisivitas suatu benda (ԑ) adalah perbandingan antara energi yang dapat dipancarkan oleh benda itu pada suhu T dibandingkan dengan energi yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu yang sama.


Persamaan (6) di atas disebut dengan identitas Kirchhoff.
Energi yang dipancarkan oleh suatu benda selalu lebih kecil dari energi yang dipancarkan oleh benda hitam sehingga harga ԑ ≤ 1. Harga ԑ maksimal 1 yaitu untuk benda hitam.

3.        FAKTOR PANDANGAN
            Faktor pandang (view factor) disebut  juga faktor bentuk (shape factor), faktor sudut (angle factor), faktor konfigurasi (configuration factor) atau faktor geometris (geometry factor).
            Jika dua buah permukaan hitam, permukaan 1 dan permukaan 2 saling meradiasi maka energi di permukaan 1 bisa sampai di permukaan 2 dan sebaliknya. Jika kita ingin mendapatkan suatu persamaan umum untuk pertukaran energi antara kedua permukaan itu apabila keduanya mempunyai suhu yang berlainan, maka kita gunakan faktor bentuk yang dapat ditulis sebagai berikut :
F1-2      = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 dan diterima oleh permukaan 2
F2-1      = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 2 dan diterima oleh permukaan 1
Fm-n      = fraksi energi yang meninggalkan permukaan m dan diterima oleh permukaan n
Energi yang meninggalkan permukaan 1 dan sampai di permukaan 2 adalah :

                              Eb1A1F12
Energi yang meninggalkan permukaan 2 dan sampai di permukaan 1 adalah :
                            Eb2A2F21
Karena keduanya merupakan benda hitam, maka semua energi yang mengenai kedua benda itu akan diabsorpsi sempurna sehingga pertukaran energi nettonya adalah :
                                    q1-2 = Eb1A1F12 - Eb2A2F21                                           ..........  (7)
Jika kedua permukaan itu mempunyai suhu yang sama, maka tidak terjadi pertukaran panas, artinya q1-2 = 0, sehingga
                            Eb1 = Eb2
Sehingga          A1F12 = A2F21                                                              ..........  (8)
Sehingga pertukaran panas nettonya menjadi :
                     q1-2 = A1F12(Eb1 - Eb2) = A2F21 (Eb1 - Eb2)                       ..........  (9)
Persamaan (8) disebut hubungan resiprositas dan secara umum berlaku untuk dua permukaan m dan n
                     AmFmn = AnFnm                                                                                   ..........  (10)
Berbagai faktor bentuk dapat dilihat pada gambar 2 – 6
4.        HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR BENTUK
Jika Fij adalah fraksi energi total yang meninggalkan permukaan i dan sampai di permukaan j maka :
Benda – benda tidak bisa memandang dirinya sendiri :
                                    F11 = F22 = F33 = ....= 0
Untuk lengkung tiga permukaan dapat kita tuliskan :
                                    F11 + F22 + F33 = 1
Karena F11 = 0, maka F13 = 1 – F12

5.        PERTUKARAN PANAS ANTARA BENDA TAK HITAM
              Pada perpindahan panas radiasi antara permukaan hitam, semua energi radiasi yang menimpa permukaan itu diserap. Pada benda tak hitam, tidak seluruh energi yang jatuh dipermukaan diserap, sebagian dipantulkan kembali ke permukaan lain dalam sistem dan sebagian mungkin dipantulkan keluar sistem. Persoalannya bisa menjadi lebih kompleks karena panas yang dipancarkan dari satu permukaan dapat diabsorpsi dan sebagian dipantulkan kembali mengenai permukaan yang lain dan terjadi berkali – kali di antara permukaan penerima dan pemancar panas yang ada dalam lingkungan itu.
              Diandaikan semua permukaan bersifat difus (baur, menyebar) dan menpunyai suhu seragam, emisivitas dan refleksivitas konstan di seluruh permukaan, maka dapat didefinisikan dua besaran baru yaitu
G    = iradiasi
          Panas radiasi total yang menimpa suatu permukaan sebuah benda per satuan waktu per satuan luas
J      = radiositas
           Panas radiasi total yang meninggalkan suatu permukaan sebuah benda per satuan waktu per satuan luas.

                       


Saturday, 17 February 2018

PENYARINGAN BERTEKANAN (FILTER PRESS)


PENYARINGAN BERTEKANAN
(FILTER PRESS)

A.      Tujuan Percobaan

      Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan dapat:
·         Mengoperasikan alat penyaringan bertekanan (Filter Press)
·         Menjelaskan mekanisme proses penyaringan (Filtrasi)
·         Menyelesaikan problem yang berhubungan dengan penyaringan (filtrasi).

B.       Alat dan Bahan

       Alat yang digunakan :
·         Pompa                                                 1 buah
·         Ember ukuran 20 liter                         1 buah
·         Neraca teknis                                      1 buah
·         Stop watch                                          1 buah
      
Bahan yang digunakan :
·         Kapur padat
·         Air bersih

C.      Dasar Teori

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu tertahan. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Proses filtrasi di industri-industri digunakan secara luas dalam pabrik makanan, obat-obatan, kertas dan pengolahan limbah.
Filtrasi juga merupakan proses pemisahan campuran heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-partikel padatan. Proses filtrasi dilakukan apabila proses pemisahan padatan-cairan tidak dapat dilakukan dengan proses sedimentasi atau kecepatan pengendapannya lambat. Dalam operasi filtrasi menggunakan plate & frame dilakukan secara batch pada tekanan konstan. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya, gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal. Daya dorong adalah perbedaan tekanan umpan masuk dikurangi tekanan umpan yang keluar.
Press filter terdiri dari elemen-elemen filter (hingga mencapai 100 buah ) yang berdiri tegak atau terletak mendatar, disusun secara berdampingan atau satu di atas yang lain. Elemen-elemen ini terbuat dari pelat-pelat berair yang dilapisi kain filter dan disusun pada balok-balok luncur sehingga dapat digeser-geser. Dengan suatu bambu giling atau perlengkapan ­­­­­­­­­hidraulik, pelat-pelat itu dipres menjadi sat diantara bagian alat yang diam (bagian kepala) dan bagian yang bergerak. Saluran masuk dan saluran keluar terdapat di bagian kepala (untuk sistem tertutup) atau saluran keluarnya di samping pelat-pelat (untuk sistem terbuka).
Pemeriksaan filtrasi skala pilot plan/industri sebelum pengoperasian yaitu, peralatan filtrasi digunakan harus diperiksa dahulu supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu beroperasi, misalnya penyaring tidak berfungsi secara optimum. Fluida mengalir melalui media penyaring karena adanya perbedaan tekanan yang melalui media tersebut.Pemeriksaan penyaring dilakukan agar dapat beroperasi pada:
1.                  Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2.                  Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3.                  Dan vakum pada bagian bawah
Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik daripada saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir.
Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair. Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau pemisah sentrifugal.Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring tunak (steady) atau sebentar.
Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran fluida melalui peralatan secara kontinu, tetapi harus dihentikan secara periodik untuk membuang padatan terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat atau fluida tidak dihentikan selama peralatan beroperasi.
Macam-macam Filter yang digolngkan berdasarkan gaya dorong alami:
a. Filter Gravitasi (Gravity Filter)
- Merupakan tipe yang paling tua dan sederhana.
- Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida mengalir secara laminer.
- Filter ini dugunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan ;l
mengandung sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air.
- Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air biasa digunakan beton. Saluran dibagian bawah yang berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-padatan yang terakumulasi. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam pengolahan air sebagai media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas yang dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur. Batu kapur biasanya digunakan untuk membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi maupun adsorbsi (Hardojo, 1994).
Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan bongkahan kasar (batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda ukurannya harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat bercampur dan ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan pori-pori dan kemampuan yang maksimal.
b. Filter Pelat dan Bingkai
Filter tekanan biasanya tersusun dari pelat-pelat dan bingkai-bingkai Pada filter ini pelat-pelat dan bingkai-bingkai disusun secara bergantian dengan filter kain dengan arah berkebalikan pada tiap pelat. Pemasangannya dilakukan secara bersamaan sebagai kesatuan gaya mekanik (oleh sekrup / secara hidrolik).
Ada beberapa macam tipe bertekanan yang menggunakan pelat dan bingkai. Yang paling sederhana mempunyai salah satu saluran tunggal mengenali suspensi pada pencucian dan pembukaan tunggal pada setiap pelat untuk mangalirkan cairan (pada pengiriman terbuka). Tipe yang lain mempunyai saluran terpisah untuk membedakan suspensi dan air pencucian tetapi ada juga yang menggunakan saluran terpisah untuk memisahkan suspensi dan air pencucian (pada pengiriman tertutup). Saluran ini biasanya terdapat di pojok atau di tengah atau tepat di tengah.
Padatan dalam suspensi berakumulasi dalam kain pada sisi sebaliknya dari pelat-pelat. Setelah beberapa waktu sebagian kecil ruang diantara pelat tersedia untuk suspensi, dan umpan dimatikan. Jika cake dicuci, fluida pencuci di dalamnya disalurkan ke dalam suspensi atau masukan campuran bi balik suspensi, masuk ke cake kurang lebih dari tengah bingkai, dan lewat menuju pelat pada kedua sisi. Setelah cake dicuci, aliran ini terhenti, gaya yang menahan pelat dilepaskan, pelat dan bingkai terbuka seketika, dan cake dihilangkan atau dibuang ke dalam lubang di bawah penekan. Setelah pembuangan selesai, penekan ditutup lagi dengan memberikan gaya mekanik untuk mengunci pelat dan bingkai bersamaan, dan sebuah siklus baru filtrasi dimulai.
Umpan suspensi masuk malalui saluran yang terbentuk dari lubang-lubang pada pojok kanan atas antara pelat dan bingkai. Dari saluran ini, suspensi masuk ke bingkai menuju ruang di antara pelat-pelat. Tekanan pada suspensi diumpankan pada proses penekanan untuk menghasilkan filtrat. Filtrat tersebut menuju ruang-ruang diantara kain dan pelat melalui kain-kain dari kedua sisi pelat ke keluaran yang berupa klep atau menuju saluran kedua yang dibentuk oleh lubang-lubang pada pojok lain dari pelat dan bingkai dengan keluaran yang didukung oleh pelat-pelat tidak oleh bingkai.
Pencucian dapat dikeluarkan terpisah dari filtrat dengan menyediakan kedua keluaran bawah melalui keran dan sebuah saluran terpisah pada pojok lainnya dari pelat. Pencucian sederhana adalah ketika pencucian mengalir melalui cake dengan jalan yang sama seperti filtrat. Ekspresi “through washing” atau “every other pelate washing” membutuhkan penggunaan dua tipe pelat yang berbeda. Pelat yang bukan pencuci (satu tombol) dan pelat pencuci (tiga tombol) diisikan dalam penekan diantara bingkai (dua tombol). Umpan memasuki bingkai seperti sebelumnya. Pencucian memasuki setiap pelat dan melewati dua cake pada bingkai di kedua sisi pelat, meninggalkan keran pada pelat bukan pencuci (satu tombol). Metode ini memerlukan klep yang tertutup pada pelat-pelat (tiga tombol) ke dalam masukan pencuci.
Semua tipe pelat ini dapat didesain untuk mengoperasikan pada pengiriman tertutup dengan menyediakan saluran ketiga yang dibentuk oleh lubang di sebelah pojok kanan bawah pelat dan bingkai. Empat saluran memungkinkan untuk mengoperasikan dengan menggunakan pengiriman tertutup dengan keluaran terpisah untuk filtrat dan pencucian. Umpan suspensi masuk ke setiap bingkai melalui saluran kanan atas (tidak ada pembukaan dari saluran ini ke pelat manapun). Filtrat meninggalkan setiap pelat menuju saluran kiri bawah bingkai penuh dengan cake. Pencucian masuk melalui saluran kiri atas ke setiap pelat menuju cake ganda di antara bingkai pada sisi lain pelat ini dan keluar melalui saluran kanan bawah pada pelat pengganti (satu tombol). Selama pencucian keran pada filtrat pada keluaran dan masukan pencucian tertutup.
Penekan pelat dan bingkai sangat luas digunakan khususnya ketika cake sangat berharga dan ukurannya sangat kecil. Filter yang kontinyu menggantikan penekan pelat dan bingkai untuk banyak operasi berskala besar. Dalam filter press terdapat 2 tahanan, yaitu:
-       Tahanan ampas (tahanan padatan: besar tahanannya berubah, awalnya kecil dan lama-kelamaan akan menjadi besar.
-       Tahanan filter medium: besar tahanannya tetap selama operasi berlangsung (Jash, 1994).
Pada filtrasi dengan pres filter horizontal, suspensi masuk pada bagian kepala melalui saluran yang terbentuk oleh lubang-lubang di bagian atas pelat. Pada pres filter bingkai, suspensi mengalir melalui bingkai-bingkai, sedangkan pada pres filter kamar, suspensi mengalir di antara pelat-pelat masuk ke dalam ruang filtrasi yang sesungguhnya. Filtrat menerobos kedua sisi kain filter, kemudian mengalir di belakang kain filter sepanjang alur-alur pelat turun ke dalam saluran. Saluran ini juga terbentuk dari lubang-lubang pada pelat. Pada sistem tertutup filtrat keluar di bagian kepala, sedangkan pada sistem terbuka filtrat mengalir dari masing-masing pelat melalui sebuah kran ke dalam saluran terbuka yang terletak di luar alat pres.
Seringkali cara kerja sistem tertutup maupun sistem terbuka dapat diterapkan pada alat yang sama dengan memasang saluran pembuangan khusus dan kran bercabang tiga.

Gambar 1. Alat filtrasi press
Laju filtrasi diperoleh berdasarkan jumlah filtrat dan jumlah ampas yang didapat. Slurry yang masuk  adalah jumlah dari filtrat yang keluar dan produk ampas yang terdapat di dalam filter. Kapasitas dari alatnya berupa jumlah filter, semakin banyak filter yang dipasang maka semakin besar kapasitasnya.
Keuntungan filtrasi dengan saluran keluar yang terbuka adalah bila suatu kain filter mengalami kerusakan, maka gangguan ini segera dapat dilokalisir. Sedangkan filtrasi dengan pembuangan tertutup sesuai untuk bahan-bahan yang mengandung racun, berbau atau bahan yang mudah terbakar (Mc Cabe, 1985).
Proses filtrasi berdasarkan jumlah padatan dalam slurry dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu filter klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas ( cake filter ).
a.              Filter klarifikasi digunakan untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya kecil  dan menghasilkan zat cair atau zat gas yang bersih. Filter klarifikasi juga dikenal sebagi  filter hamparan tebal ( deep bed filter), karena partikel zat padat diperangkap di dalam medium filter dan umumnya tidak ada lapisan zat padat yang terlihat di permukaan medium filter. Filter klarifikasi untuk zat cair digunakan untuk pembersihan air dan menggunakan jenis filter kertas ( cartridge) yang berisi elemen filter,yang merupakan sederetan piring logam tipis dengan diameter antara 3 sampai 10 in tersusun secara vertical dengan jarak pisah yang sempit satu sama lain. Piring yang tersusun  tersebut mempunyai poros berlubang vertical dan terpasang dalam tabung berbentuk silinder. Zat cair terkumpul pada bagian atas melalui poros berlubang tersebut sedang padatan yang terpisah terperangkap diantara piring-piring di dalam filter kertas. Filter klarifikasi untuk memisahkan campuran berupa koloid menggunakan Ultra filter dengan membrane yang halus.
b.             Filter ampas digunakan untuk memisahkan campuran padat–cair (slurry) dengan padatan yang cukup banyak sehingga membentuk ampas dan berfungsi sebagai penyaring. Pada awal proses padatan tertahan oleh medium filter dan untuk selanjutnya ampas berfungsi sebagai tahanan ampas yang besarnya bergantung pada jumlah ampas yang terbentuk. Penurunan tekanan fluida melalui filter ampas (cake filter), perhatikan gambar berikut :
                                   
Gambar 2. Penampang irisan aliran slurry melalui filter
Gambar di atas merupakan penampang / irisan aliran slurry yang melalui filter ampas dan medium filter dengan luas permukaan A m2, selama waktu t(detik).  Selama proses filtrasi dari awal sampai diperoleh filtrat pada t detik tersebut diperoleh:
-  volume filtrat V (m3,ft3)
 -  tebal ampas L (m , ft)
Dengan kecepatan linear filtrat sepanjang arah (yang melalui tebal ampas) tersebut : n (m/dt ,ft/s) Aliran filtrat yang melalui hamparan ampas dapat digambarkan (dianalogikan)aliran fluida mengikuti hukum Poiseuile, dengan asumsi terjadi aliran laminer dalam suatu tabung. Proses filtrasi untuk industri proses antara lain industri kertas yaitu untuk proses penyaringan pulp, industri pengolahan air, industri kimia a.l: NaOH dan lain-lain.

D.    Langkah Kerja

      -        Pembuatan larutan umpan
            a. Memasukkan 120 liter larutan suspensi kapur 5% berat ke dalam tangki berpengaduk.
            b. Menghidupkan motor pengaduk.

      -       Persiapan Alat
            a. Memasangkan filter ke frame dari alat.
            b. Merapatkan skrup dengan putaran manual.
            c. Memeriksa penyambungan pipa-pipa, tangki, pompa unit alat dan unit buangan.

      -       Pelaksanaan Praktikum
            a. Menghidupkan motor pompa.
            b. Mengatur aliran masuk pada tekanan 3 bar.
            c. Mencatat waktu setiap satu liter (dan kelipatannya) filtrat yang didapat.
            d. Menghentikan proses setelah 1 jam.
            e. Membuka plate and frame.
   f. Mengambil kain filter dengan hati-hati, mengukur tebal, panjang dan lebar cake  sebelum dikeringkan.
            g. Mengulangi percobaan untuk tekanan 2 bar dan 1 bar.

E.  Keselamatan Kerja
1. Jangan memasukkan tangan ke dalam tangki motor pengaduk sedang dioperasikan.
2. Menghindarkan mata dari percikan larutan dalam tangki ketika pengadukan sedang  berlangsung.
3. Menggunakan sarung tangan dan pakaian bengkel pada saat praktikum.

F.    DATA PENGAMATAN



G.   PERHITUNGAN