PENENTUAN DENSITAS
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa
diharapkan mampu :
- Menjelaskan
pengertian dan peranan sifat fisik batubara
- Menentukan
densitas batubara
II. Bahan dan Alat yang Digunakan
2.1 Bahan yang Digunakan
Larutan typol 0,1 % :
100 ml
Batubara ukuran 60 mesh :
1 gr
Aquadest :
sesuai yang dibutuhkan
2.2 Alat yang Digunakan
Piknometer :
1 buah
Gelas kimia 250 ml :
1 buah
Pipet ukur 1 ml :
1 buah
Bola karet :
1 buah
Corong kaca :
1 buah
Spatula :
1 buah
Kertas timbang :
1 buah
Labu ukur 100 ml :
1 buah
III. Dasar Teori
1. Properties Fisik
Batubara
Sama halnya evaluasi batubara dapat dicapai
dengan penentuan dari beberapa propertis yang penting, disinipun berbagai
propertis batubara telah disediakan banyak informasi yang bernilai tentang
potensi penggunaan batubara (Van Krevelen, 1957). Tentu saja, itu juga
merupakan propertis dari material-material organik yang merupakan informasi
bernilai yang menawarkan tentang perilaku lingkungan (Lyman et al., 1990).
Karenanya, adalah alasan yang baik untuk mempelajari ciri khas daripada
batubara tersebut.
Dalam pengertian yang lebih luas, merupakan
suatu hal yang telah diterima bahwa pada butiran alamiah dari batubara
berperingkat tinggi adalah penting untuk dapat dipahami sifat fisik alamiahnya
jika ingin dimodelkan dengan medium butiran yang mana terdiri dari graphite-like
material embedded dalam batasan matriks organik.
2. Propertis Fisik
Sebagai pertimbangan awal, perlunya mengenal
sifat fisik secara tidak langsung juga menerangkan tentang hubungannya dengan
sifat kimia. Sebagai contoh, ukuran pori
batubara, yang mana merupakan sifat fisik batubara, merupakan faktor utama
dalam penentuan reaktivitas kimiawi batubara (Walker , 1981). Dan efek kimiawi dari swelling
indeks dan pengkokasan batubara memiliki efek substansial pada penanganan
batubara atau selama operasi konversi batubara.
A. Densitas (spesifik
grafiti)
Padatan yang porous seperti batubara, memiliki
tiga perbedaan dalam pengukuran densitasnya; true density, particle density,
dan apparent density.
Apparent density batubara dapat
dilakukan dengan cara membenamkan sampel batubara di dalam cairan dan kemudian
mengukur cairan yang terpindahkan. Untuk prosedur ini, cairan harus: (1)
membasahi permukaan batubara, (2) tidak ada absorbsi yang kuat pada permukaan,
(3) tidak menyebabkan pengembangan, dan (4) menetrasi pori batubara.
True
density batubara ditentukan dengan menggunakan
prisip pemindahan helium. Helium baik digunakan sebab dapat menetrasi pori-pori
sampel batubara tanpa menyebabkan interaksi secara kimiawi.
Particle
density adalah berat suatu unit volume padatan
termasuk pori dan rekahan (Mahajan dan Walker, 1978). Densitas partikel dapat
ditentukan dengan cara satu dari tiga metode; (1) mercury displacement (Gan et
al, 1982), (2) aliran gas (Ergun, 1951), atau (3) Silanization (Ettinger dan Zhahupakhina,
1960).
Densitas
batubara dapat bervariasi yang menunjukkan hubungan antara rank dan kandungan
karbon. Batubara dengan kandungan karbon 85% biasanya menunjukkan suatu derajat
ciri hidropobik yang lebih besar dari batubara berank paling rendah.
Bagaimanapun,
hasil temuan terbaru pada prediksi sifat hidropobik batubara mengindikasikan
bahwa korelasi kharakteristik kandungan air lebih baik dari pada kandungan
karbon dan begitupun rasio kandungan air/karbon lebih baik daripada rasio
atomik oksigen/karbon. Begitupun, terdapat suatu hubungan antara sifat
hidropobik batubara dan kandungan air ((Labuschagne, 1987; Labuschagne, 1988).
Kecenderungan
bahwa density batubara bernilai minimum pada kandungan karbon 85%. Sebagai
contoh, karbon batubara 50-55% akan memiliki densiti sekitar 1,5 g/cm 3,
dan cenderung berkurang hingga 1,3 g/cm 3 untuk batubara mengandung
85% karbon diikuti dengan peningkatan 1,8 g/cm 3 untuk batubara
dengan kandungan karbon 87%. Sebagai pembanding, densitas graphite (2,25 g/cm 3)
juga mengikuti kecenderungan ini.
Walaupun
variasi densitas tidak begitu besar, umumnya densitas untuk maseral (memilki
kandungan karbon yang sama) adalah exinite
B.
In-Place Density
Densiti
insitu batubara memberikan pengertian bahwa lapisan batubara lapisan dapat
ditunjukkan sebagai ton per volume.
Dalam
standar ASTM D291 dinyatakan dalam berat batubara tercrusher per kubik feet,
yang mana bervariasi dengan ukuran partikel batubara dan dengan cara pengisian
dalam sebuah container.
C.
Porositas dan Luas Permukaan
Batubara
merupakan suatu material yang bersifat porous. Dengan demikian porositasnya dan
luas permukaannya (Manhajan dan Walker, 1978) memiliki pengaruh yang dapat
dipertimbangkan terhadap perilaku selama penambangan, preparasi, dan
penanganannya.
IV. Langkah Kerja
1. Membuat larutan typol 0,1 % dalam labu ukur
2.
Menimbang piknometer kosong
dan piknometer + larutan typol 0,1 %
3.
Mengisi piknometer dengan larutan typol sampai lubang kapilernya terisi
penuh, kemudian ditimbang (P)
4.
Sebagian larutan typol dipindahkan dari piknometer dengan memakai pipet
sampai kira-kira ½ bagian volumenya
5.
Menimbang satu gram sampel (sampel berukuran 60mesh) dimasukkan ke dalam
piknometer yang berisi typol ½ bagian volume dengan menggunakan corong kecil
6.
Piknometer divakumkan, apabila tidak ada gelembung udara dan batubara sudah
turun semua ke dasar piknometer, mengisi piknometer kembali dengan typol sampai
penuh dan ditimbang (W1).
V. Data Pengamatan
·
Penentuan Densitas Typol 0,1
%
Volume piknometer =
24,632 cm3 = 24,632 ml
Berat piknometer kosong =
33,4 gr
Berat piknometer + typol =
57,6 gr
·
Penentuan Densitas Batubara
Berat piknometer kosong =
131,5 gr
Berat piknometer + typol =
155,4 gr
Berat piknometer + typol + batubara = 155,6 gr
VI. Perhitungan
VII. Analisa Percobaan
Setelah
melakukan percobaan penentuan densitas ini dapat dianalisa bahwa pada percobaan
ini menggunakan sampel batubara -60 mesh dan ditentukan densitasnya. Penentuan
densitas batubara dilakukan dengan bantuan larutan typol 0,1 % untuk
mengeluarkan gelembung udara yang terdapat di dalam batubara. Sebelumnya
densitas typol 0,1 % diukur terlebih dahulu densitasnya dengan menggunakan
piknometer. Sampel batubara dimasukkan ke dalam larutan typol 0,1 % sampai
batubara tersebut tidak terdapat gelembung udara yang kemudian mengendap ke
dasar piknometer.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil
percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Densitas larutan typol 0,1 % yang didapatkan adalah 0,9825 gr/ml
2.
Densitas sampel batubara yang didapatkan adalah 1,2281 gr/ml
IX. Daftar Pustaka
- Kepala Seksi Laboratorium Hidrokarbon. 2010. Penuntun Praktikum Hidrokarbon. Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang.
No comments:
Post a Comment