PENENTUAN DENSITAS BATUBARA
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan peranan sifat fisik batubara.
2. Menentukan densitas batubara.
II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
- Piknometer - Pipet
tetes
- Labu
ukur - Pipet
Volume
- Gelas
kimia - Bola
karet
- Pipet
ukur - Kaca
Arloji
- Spatula - Neraca
Analitik
- Corong
Bahan yang digunakan: Batubara hasil
preparasi sampel (-60 mesh)
III. Dasar Teori
Perlunya mengenal sifat fisik karena
secara tidak langsung juga menerangkan tentang hubungannya dengan sifat kimia.
Sebagai contoh, ukuran pori batubara, yang merupakan sifat fisik batubara,
merupakan faktor utama dalam menentukan reaktivitas kimiawi batubara (Walker,
1981). Dan efek kimiawi dari swelling index dan
pengkokasan batubara memiliki efek substansi pada penanganan batubara atau
selama operasi konversi batubara.
a. Densitas (spesific graffity)
Padatan yang porous seperti batubara,
memiliki tiga perbedaan dalam pengukuran densitasnya; true density,
particle density, dan apparent density.
Apparent density batubara dapat
dilakukan dengan cara membenamkan sampel batubara di dalam cairan dan kemudian
mengukur cairan yang terpindahkan. Untuk prosedur ini, cairan harus: (1)
membasahi permukaan batubara, (2) tidak ada absorbsi yang kuat pada permukaan,
(3) tidak menyebabkan pengembangan, dan (4) menetrasi pori batubara.
True density batubara ditentukan dengan menggunakan prinsip pemindahan Helium. Helium
baik digunakan sebab dapat menetrasi pori-pori sampel batubara tanpa
menyebabkan interaksi secara kimiawi.
Particle density adalah berat suatu
unit volume padatan termasuk pori dan rekahan (Mahajan dan Walter, 1978).
Densitas partikel dapat ditentukan dengan cara satu dari tiga metode; (1) mercury
displasment (Gan et al, 1982), (2) aliran gas (Ergun, 1951), atau (3)Silanization (Ettinger
dan Zhupakhina, 1960).
Densitas batubara dapat bervariasi yang
menunjukkan hubungan antara rank dan kandungan karbon. Batubara dengan
kandungan karbon 85% biasanya menunjukkan suatu derajat ciri hidropobik yang
lebih besar dari batubara ber-rank paling rendah.
Bagaimanapun, hasil temuan terbaru pada
prediksi sifat hidropobik batubara mengindikasikan bahwa korelasi karakteristik
kandungan air lebih baik daripada kandungan karbon. Dan begitupun rasio
kandungan air/karbon lebih baik daripada rasio atomik oksigen/karbon.
Begitupun, terdapat suatu hubungan antara sifat hidropobik batubara dan
kandungan air (Labuschagne, 1987; Labuschagne, 1988).
Kecenderungan bahwa densitas batubara
bernilai minimum pada kandungan karbon 85%. Sebagai contoh, karbon batubara
50-55% akan memiliki densitas , dan cenderung berkurang
hingga untuk batubara mengandung 85% karbon diikuti dengan
peningkatan untuk batubara dengan kandungan karbon 87%. Sebagai
pembanding, desitas graphite juga mengikuti
kecenderungan ini.
Walaupun variasi densitas tidak begitu
besar, umumnya densitas untuk (maseral) atau yang memiliki kandungan karbon
yang sama adalah exinite < vitrinite < micrinite.
Dalam standar ASTM D291 dinyatakan dalam
berat batubara ter-crusher per cubic feet, yang mana
bervariasi dengan ukuran partikel batubara dan dengan cara pengisian dalam
sebuahcontainer.
b. Densitas Relatif
Densitas relatif batubara tergantung
pada rank dan mineral pengitirnya. Data densitas relatif
diperlukan untuk membuat sampel komposit dalam menentukan banyaknya asap (steam).
Selain itu diperlukan juga sebagai faktor penting dalam mengubah cadangan
batubara dari unit volume menjadi unit massa.
Penentuan dilakukan dengan menghitung
banyaknya kehilangan berat pada saat dicelupkan ke dalam air. Cara terbaik
adalah dari data berat batubara dengan menggunakan piknometer. Grafik dibawah
ini memberikan hubungan antara densitas relatif terhadap kandungan abu untuk
batubara dan serpih karbon di cekungan Agades.
Pengukuran berat jenis tergantung tujuan
penggunaan:
- Bulk density adalah berat per satuan volume batubara
lepas, gunanya untuk menghitung besarnya stockpile.
- Apparent density adalah berat jenis bongkah batubara
termasuk inherent moisture, mineral matter dan
udara di dalam pori.
- True density adalah berat jenis batubara yang bebas dari
udara dan air yang tidak terikat, tetapi termasuk mineral matter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
berat jenis, antara lain:
- Rank: umumnya batubara dengan rank yang tinggi makan mempunyai
berat jenis yang tinggi pula. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan
yang terjadi selama proses pembentukan batubara, yaitu terbentuknya grup-grup
hidrokarbon yang lebih berat.
- Komposisi petrografik: exinite, micrinite, dan fusinite.
- Impurities: air dan mineral yang ada di dalam batubara.
IV. Langkah Kerja
Penentuan Densitas Batubara (ASTM D 167-73)
a. Membuat larutan typol (teepol CH53)
o,1% dalam beaker glass. Menyimpan larutan dalam desikator jika
didalamnua terdapat gelembung.
b. Mengisi piknometer
dengan larutan typol sampai lubang kapilernya terisi penuh, kemudian timbang
(P).
c. Memindahkan sebagian
larutan typol dari piknometer menggunakan pipet sampai kira-kira ½ bagian
volumenya.
d. Menimbang satu gram
sampel batubara (-60 mesh), memasukkannya ke dalam piknometer berisi setengah
larutan typol menggunakan corong kecil.
e. Menunggu hingga
gelembunfg batubara dan larutan typol hilang kemudian jika batubara sudah jatuh
semua ke dalam larutan typol (mengendap) lalu menambahkan kembali larutan typol
ke dalam piknometer sampai penuh dan timbang (W1).
Perhitungan Hasil:
W = berat sampel
(gr)
W1 = berat
piknometer + typol + sampel (gr)
P =
berat piknometer + typol (gr)
V. Data Pengamatan
No.
|
Berat
Sampel (gr)
|
Berat
piknometer + typol (gr)
|
Berat
piknometer + typol + sampel (gr)
|
1.
|
10
|
152,4
|
152,7
|
2.
|
10
|
152,4
|
152,5
|
VI. Data Perhitungan
Volume
piknometer :
24 ml
Berat jenis typol (dari internet) : 1,028
- Berat jenis batubara
sampel 1 : 1,468 gr/ml
- Berat jenis batubara
sampel 2 : 1,425 gr/ml
VII. Analisa Hasil Percobaan
Dari percobaan penentuan densitas batubara yang termasuk salah
satu pengujian fisik batubara digunakan batubara berukuran (-60 mesh). Hal ini
dikarenakan yang berukuran -60 mesh masih berat sehingga mudah tenggelam dan
larutan typol mudah masuk ke dalam pori-pori batubara, sehingga waktu
pengendapan tidak terlalu lama. Larutan yang digunakan adalah larutan typol
0,1% yang dimasukkan ke dalam piknometer kemudian ditimbang, setelah ditimbang,
piknometer yang berisi larutan typol diambil larutannya hingga ½ volume
piknometer. Kemudian sampel batubara -60 mesh yang telah ditimbang dimasukkan
ke dalam piknometer menggunakan corong lalu tunggu hingga busanya hilang
kemudian isi lagi larutan typol sampai tanda batas lalu timbang.
Dari rangkaian percobaan dapat dihitung nilai densitas dari
batubara tersebut. Dapat dianalisa bahwa ketika batubara dimasukkan ke dalam
larutan typol yang terlah hilang gelembungnya menjadi ada gelembung kembali
karena adanya kandungan udara yang mengisi pori-pori batubara. Beberapa bagian
batubara langsung mengendap ke dasar piknometer dapat dianalisa sebagai sudah
terisinya pori-pori batubara bersamaan dengan masuknya batubara ke dalam
larutan dan memiliki pori yang cukup besar untuk larutan memenuhinya dengan
cepat. Sementara batubara yang terlihat melayang dapat dianalisa sebagai
batubara yang memiliki pori-pori kecil sehingga membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk tenggelam.
Percobaan ini menggunakan prinsip Apparent density karena
sampel dicelupkan ke dalam air/larutan dan memenuhi empat syarat apparent
density, yaitu membasahi permukaan batubara, tidak ada absorbsi yang kuat
pada permukaan, tidak menyebabkan pengembangan dan menetrasi pori batubara.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
· Pada percobaan kali ini
dilakukan penelitian densitas true density, yaitu densitas zat
padat (batubara) yang sesungguhnya dengan menggunakan metode apparent
density.
· Penentuan densitas
batubara menggunakan larutan typol 0,1%.
· Rumus yang digunakan
untuk mencari densitas batubara:
· Dari hasil percobaan
didapatkan:
- Densitas batubara
1 = 1,468
gr/ml
- Densitas batubara
2 = 1,425
gr/ml
· Dari hasil percobaan,
sampel yang diuji adalah benar batubara karena secara teoritis densitas
batubara adalah 1,3 – 1,5 gr/ml.
· Batubara adalah mineral
bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu cebakan sedimenter yang berasal dari
penimbunan dan pengendapan hancuran bahan selulosa yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan.
No comments:
Post a Comment